Tom Lembong Sebut Tesla Pakai LFP di China, Berikut Faktanya

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jan 2024 12:05 WIB
Tom Lembong mengatakan Tesla memanfaatkan 100 persen teknologi lithium ferro-phosphate (LFP) pada mobil listrik besutan mereka.
Mobil-mobil listrik Tesla di China ada yang pakai baterai LFP. (tesla.com)
Jakarta, CNN Indonesia --

Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Thomas Lembong alias Tom Lembong mengatakan Tesla memanfaatkan 100 persen teknologi lithium ferro-phosphate (LFP) pada mobil listrik besutan mereka.

Sikap Lembong sempat viral di media sosial ketika dia membicarakan harga nikel yang sedang turun di dunia. Komentar itu dia sampaikan di kanal YouTube Total Politik.

Kemudian ia menyebut kalau seluruh mobil listrik Tesla diproduksi di China menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel dan 0 persen kobalt yaitu dengan teknologi yang dinamakan LFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel, dan 0 persen kobalt. Jadi baterainya lithium iron phosphate (LFP). Jadi pakai besi, pakai fosfat, masih tetap pake lithium, tapi sudah tidak lagi pakai nikel, tidak lagi pakai kobalt," tutur dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dalam debat Cawapres pada Minggu (21/1), Gibran Rakabuming Raka yang merupakan Cawapres nomor urut dua menyinggung masalah LFP saat bertanya kepada Cawapres nomor urut satu Cak Imin.

Dia juga menyebut kalau Tesla tidak pakai nikel, seperti yang diutarakan Lembong adalah kebohongan publik.

"Itu sering digaungkan Pak Tom Lembong. Lithium ferro-phosphate. Ini agak aneh ya, yang sering ngomongin LFP itu timsesnya, tetapi cawapresnya enggak paham LFP itu apa. Saya enggak tahu ya Pak Tom Lembong dan timsesnya sering enggak diskusi dengan cawapresnya. Masa cawapresnya enggak paham? Aneh lho," kata Gibran dalam debat, Minggu (21/1).

Tesla sebetulnya telah mengadopsi teknologi baterai LFP khususnya untuk mobil-mobil listrik yang diproduksi di pasar China, menurut laporan EV Lithium.

Pada pertengahan 2020, perusahaan mulai membekali baterai LFP pada Tesla Model 3 Standard Range Plus (SR+) yang diproduksi di China, LFP juga untuk Tesla Model Y.

Keputusan ini untuk menekan biaya produksi dan dinilai untuk pasar otomotif lokal.

Baterai LFP disebut lebih terjangkau dibandingkan baterai lithium ion NCM/NCA, sehingga bisa menekan harga kendaraan listrik.

LFP adalah baterai lithium-ion yang menggunakan besi fosfat sebagai bahan katoda. Teknologi itu dikenal karena umurnya yang panjang, keamanannya, dan harganya yang terjangkau.

LFP dikenal karena umurnya yang panjang, keamanannya, dan harganya yang terjangkau.

Dikutip dari EE Power, CEO Tesla Elon Musk juga memuji teknologi baterai LFP, dengan mengatakan bahwa "pekerjaan berat dalam elektrifikasi adalah sel berbasis besi".

Tesla menggunakan sel LFP prismatik yang dibuat oleh Contemporary Amperex Technology (CATL) perusahaan raksasa baterai asal China. Bahkan Tesla telah mendiskusikan pembangunan pabrik dengan raksasa baterai Tiongkok di AS itu.

Di pasar otomotif Amerika Serikat, Tesla menawarkan paket baterai LFP di sebagai basis baterai di Model 3 RWD, menggunakan sel yang diimpor dari China.

Sejumlah produsen mobil listrik asal China juga sudah berbondong-bondong memanfaatkan teknologi LFP pada baterai, seperti BYD, CATL dan Nio. Di Indonesia Chery E5 menggunakan baterai LFP yang dibuat oleh BYD.

Sementara itu Tesla di Eropa masih mengandalkan baterai lithium-ion untuk mobil listrik mereka yang diproduksi Tesla Gigafactory Berlin-Brandenburg. Namun Tesla sudah memproduksi mobil listrik purwarupa yang menggunakan baterai LFP.

[Gambas:Video CNN]



(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER