Luhut Sebut Membangun Ekosistem EV Tak Cuma Memberi Insentif

CNN Indonesia
Kamis, 08 Agu 2024 11:30 WIB
Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara lain hanya dengan bermodalkan insentif terlebih untuk mempercepat transisi energi menuju NZE pada 2060.
Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia harus fokus mempercepat transisi energi menuju net zero emission pada 2060. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) tak hanya sekadar memberikan insentif saja melainkan membangun hilirisasi dan industri komponen inti yang dibutuhkan EV di Tanah Air.

Menurutnya, Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara lain hanya dengan bermodalkan insentif terlebih untuk mempercepat transisi energi menuju net zero emission pada 2060.

"Kredibilitas ini penting karena ini akan jadi daftar kepercayaan dari investor, kita tidak dapat bersaing dengan negara tetangga hanya mengandalkan insentif, tapi kredibilitas dan kepercayaan jadi faktor kunci yang harus kita pertahankan," kata Luhut disiarkan lewat YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (7/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan ekosistem EV yang dibangun di dalam negeri menjadi bahan pertimbangan para investor. Hal ini yang banyak dicontoh oleh berbagai negara.Namun, kata Luhut, Indonesia harus harus konsisten terhadap dua hal. Yakni legalitas dan aturan.

Luhut bersama sejumlah pembantu presiden mendampingi Joko Widodo dalam peresmian pabrik anoda yaitu BTR New Energy di Kendal, Jawa Tengah.

BTR adalah perusahaan China yang merupakan pemain utama dalam pemasok industri baterai, yakni pada komponen anoda dan katoda.

Anoda adalah salah satu komponen utama dalam lithium baterai yang berperan sebagai sumbu negatif. Sementara nikel membentuk komponen katoda yang berperan sebagai sumbu positif dalam baterai kendaraan listrik.

Luhut menjelaskan pabrik ini memiliki kapasitas 80 ribu ton per tahun yang cukup untuk menyuplai 1,5 juta mobil listrik.

Pada kuartal IV mendatang, BTR New Energy juga akan mulai membangun fase kedua pabrik, sehingga kapasitas produksi meningkat dua kali lipat yaitu 160 ribu ton per tahun.

Ia menilai pabrik anoda itu lebih besar dari yang berada di China.

"Dengan kapasitas ini Indonesia menjadi produsen anoda kedua terbesar di dunia. Dan pabrik ini menjadi terbesar di dunia,"

Luhut lantas membandingkan produksi anoda di berbagai negara. Jepang misalnya, hanya memiliki kapasitas anoda 10 ribu ton per tahun. Korsel hanya 40 ribu ton, sementara pabrik di China kapasitasnya 100 ribu ton.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER