Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera mengatakan hasil uji jalan biofuel jenis Biodiesel dengan campuran 40 persen kelapa sawit atau B40 'relatif aman untuk kendaraan'. B40 akan diterapkan di Indonesia mulai 1 Januari 2025.
"Penyiapan B40 sudah bisa dibilang final. Hasil eksplorasi sisi teknikal juga uji jalan B40, road test-nya sudah bisa menempuh 40-50 ribu kilometer, berarti kita bisa terbilang relatif aman untuk kendaraan," ungkap Dida di Seminar Rumah Sawit Indonesia di Jakarta, Senin (18/11), diberitakan CNBC Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dida juga menyatakan implementasi Biodiesel dari kelapa sawit ini tak berhenti di B40, melainkan bakal dilanjutkan ke B40 hingga B100. Meski demikian B50 hingga B100 perlu kajian lebih dalam, dari aspek teknis mau pun ekonomi.
"Tentu untuk B50 atau sampai nanti B100, itu perlu kajian teknis, dan juga analisis dari sisi keuangannya," ucap Dida.
Presiden Prabowo Subianto di Indonesia-Brazil Business Forum yang digelar di Rio de Janerio, Brasil, pada Minggu (17/11), mengatakan Indonesia akan berlanjut ke B50 pada 2025.
Saat ini Indonesia masih menerapkan B35, sebelum nantinya bergeser ke B40 pada 2025.
Menurut Dida pemerintah sudah punya roadmap Biodiesel secara bertahap dari B40 hingga B100. Dia bilang B50 akan diuji coba pada 2025, sementara implementasi penuh kemungkinan dilakukan pada 2027-2028.
"Roadmap sudah ada. Kalau semuanya sudah siap, mungkin (implementasi B50) bisa dimulai sekitar 2027-2028 gitu ya. Tapi intinya kan ini tahun depan kita udah mulai uji coba B50 itu, kalau segala macamnya tidak bermasalah, maka tidak menutup kemungkinan bisa dipercepat," jelasnya.
Hasil uji B40 oleh ESDM
Kementerian ESDM sudah menguji jalan B40 hingga 50 ribu km pada 2022 di delapan jenis kendaraan, empat di antaranya di bawah 3,5 ton.
Pada kendaraan diesel di bawah 3,5 ton itu dinyatakan tak perlu servis pembongkaran mesin setelah 50 ribu km. Kementerian ESDM juga menyatakan tak menemukan keausan komponen mesin.
Tenaga Ahli Teknik Mesin dari Akademisi ITB, Iman K. Reksowardojo memaparkan B40 memiliki kelebihan dan kekurangan.
"Kelebihannya yaitu memiliki sifat biodegradable yang dapat berubah kembali ke alam dengan cepat, namun hal tersebut sebuah tantangan karena bahan bakar mudah berubah jadi jika tidak dilakukan handling dengan baik kemungkinan akan tidak sesuai dengan spesifikasi. Hal itu yang perlu disosialisasikan," ucap dia.
Salah satu tantangan pada B40, kata Iman, adalah perlu memperketat spesifikasi bahan bakar seperti parameter stabilitas oksidasi bahan bakar yang berhubungan dengan injektor sebagai efek penambahan campuran biodiesel.
Selain itu disebut juga ada potensi kandungan monogliserida yang berkaitan dengan kekhawatiran saringan bahan bakar tersumbat di suhu dingin.
"Namun saat ini kandungan monogliserida sudah ditekan sekecil mungkin. Tantangannya adalah kandungan air yang mana biodiesel memiliki sifat higroskopis, tetapi dalam spesifikasi sudah diperketat sehingga harapannya pada B40 problem korosif dan lain lain itu bisa dihindari," ucap Iman.
(fea)