Harga mobil baru pada 2025 diprediksi bisa melonjak hingga 150 persen dari off the road jika terjadi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen dan kebijakan opsen pajak diberlakukan.
Kenaikan harga setinggi itu diprediksi Peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI Riyanto. Dia bilang dampaknya masyarakat akan menahan pembelian mobil baru.
"Dengan PPN 11 persen saja penjualan tahun ini sudah jauh di bawah tahun 2023. Jadi tahun 2025 pasar tidak akan jauh beda dengan tahun ini," kata dia, Jumat (29/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riyanto memprediksi penjualan mobil baru di tahun depan akan merosot tajam akibat penambahan dua komponen pajak itu lantaran harganya bakal meningkat.
Dia menjelaskan pada kondisi normal, yaitu tanpa kenaikan PPN dan opsen pajak, harga on the road mobil baru, yang merupakan harga beli masyarakat, sekitar 40 persen lebih tinggi dari harga off the road.
Off the road atau harga kosong merupakan istilah untuk harga mobil yang belum dikenakan pajak-pajak yang membuatnya legal digunakan di jalan, ini termasuk BPKB, STNK dan bisa PPN.
"Estimasi saya jika ditambah dengan opsen PKB dan BBNKB, maka total pajak mobil baru menjadi sekitar 50 persen, sehingga harga OTR (on the road) menjadi 150 persen dari harga off the road," kata Riyanto.
Riyanto juga menjelaskan kenaikan harga mobil baru ini akan merata terjadi di berbagai daerah meski nilai BBNKB yang ditetapkan pemerintah daerah berbeda-beda.
Hal ini lantaran mobil baru merupakan menjadi salah satu ladang uang bagi daerah untuk mendapat pendapatan asli daerah (PAD). Praktis, penjualan mobil baru di tahun 2025 diprediksi akan merosot menjadi sekitar 12 persen, menjadi sekira 700-750 ribu unit.
"Jadi harga mobil rata-rata akan naik sekitar 8 persen. Dengan elastisitas -1.5 persen, maka penjualan diperkirakan akan turun sekitar 12 persen dari tahun 2024 (ceteris paribus ya), jadi penjualan tahun 2025 diperkirakan sekitar 700 ribu sampai dengan 750 ribu unit," sebut Riyanto, dikutip dari CNBC Indonesia.