Krisis Neta Makin Buruk, R&D Bubar dan Gaji Karyawan Tak Dibayar

CNN Indonesia
Jumat, 21 Mar 2025 11:04 WIB
Kondisi merek mobil listrik Neta kini memprihatinkan karena masalah keuangan yang berbuntut panjang.
Kondisi merek mobil listrik Neta kini memprihatinkan karena masalah keuangan yang berbuntut panjang. (CNNIndonesia/Febri Ardani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen mobil listrik asal China, Neta, diberitakan telah membubarkan seluruh tim riset dan pengembangan (R&D) akibat krisis keuangan yang makin memburuk.

Menurut laporan media China, Leiphone, yang disitat Car News China, Neta telah menawarkan pesangon terhadap karyawan yang mau menandatangani surat pemutusan hubungan kerja (PHK) pekan ini. Saat ini dikatakan 200 tenaga kerja sudah mulai meninggalkan perusahaan, dari total keseluruhan karyawan 1.700 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini merupakan dampak dari runtuhnya bisnis perusahaan yang mengalami penurunan penjualan secara drastis. Data China EV DataTracker menunjukkan penjualan mobil listrik Neta pada Januari lalu surut hingga 98 persen. Kemudian penjualan Februari terekam tidak lebih dari 400 unit.

Perusahaan juga mengalami dampak finansial yang memicu pemotongan gaji besar-besaran. Karyawan yang bertahan mengalami pemangkasan gaji hingga 75 persen dibanding sebelum Oktober 2023. Sedangkan karyawan yang telah keluar hanya menerima upah minimum Shanghai.

Bahkan, kompensasi yang dijanjikan bagi karyawan yang keluar sejak November 2023 sampai kini belum dibayar.

Tak cuma urusan gaji karyawan, Neta juga mengalami masalah dengan pemasok komponen. Para pemasok lokal dikabarkan menggeruduk kantor pusat Neta Auto di Shanghai untuk menuntut pembayaran. Beberapa di antara mereka memilih tidur di lantai gedung sampai tuntutan dipenuhi.

Salah strategi

Beberapa sumber menyebut krisis ini dampak dari strategi CEO sebelumnya yang terlalu fokus pada penjualan B2B dan mengabaikan segmen lain.

Kini, pendiri Neta, Fang Yunzhou, telah kembali sebagai CEO. Ia berencana melakukan restrukturisasi dengan orientasi pada pasar luar negeri dan produk yang lebih menguntungkan.

Namun, tantangan terbesar Neta saat ini adalah utang yang diperkirakan mencapai 10 miliar yuan (sekitar US$1,4 miliar). Hal ini yang akhirnya memicu keraguan atas prospek pemulihan kondisi perusahaan.

Pada 2023 telah mencuat rumor perusahaan bakal mengalami kebangkrutan. Di tengah rumor sempat ada kabar Neta berhasil mendapat suntikan dana 6 miliar yuan namun itu belum cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari krisis.

Neta Auto pertama kali diluncurkan sebagai merek kendaraan energi baru (NEV) oleh Hozon Auto pada 2018. Merek ini mulai berekspansi ke berbagai negara Asia seperti Thailand hingga Indonesia.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Neta mulai terekam pada November 2023 dan menjual total 181 unit pada tahun itu. Penjualan Neta loncat hingga 607 unit pada 2024.

Sementara pada tahun ini, Neta menjual 53 unit pada Januari 2025 dan 55 unit pada Februari 2025. Saat ini Neta menjual dua model, V-II dan X di dalam negeri.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER