RI Dinilai Harus Contoh Vietnam untuk Ekosistem Kendaraan listrik

CNN Indonesia
Rabu, 02 Jul 2025 18:45 WIB
Vietnam lebih agresif sebab semua dapat terkoordinasi lewat 'satu pintu', sementara Indonesia masih terjebak proses hilirisasi industri.
Ekosistem kendaraan listrik di Vietnam lebih berkembang pesat ketimbang Indonesia. (BYD)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia dinilai harus mencontoh langkah Vietnam dalam membangun ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Negara itu disebut lebih agresif sebab semua dapat terkoordinasi lewat 'satu pintu', sementara Indonesia masih terjebak proses hilirisasi industri.

Evvy Kartini, National Battery Research Institute memaparkan Vietnam kini telah lebih maju dalam urusan ekosistem kendaraan listrik, sebab pengembangan hilirisasi hanya memakan waktu sekitar tiga tahun.

"Kalau belajar dari Vietnam itu tiga tahun telah selesai," kata Evvy di Jakarta, Selasa (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Evvy, untuk mencapai itu Indonesia memang harus berbenah, terutama untuk urusan perizinan. Ia mengakui pengurusan izin investasi di Tanah Air masih lebih rumit ketimbang Vietnam.

"Kenapa di Vietnam itu, dia itu lebih cepat. Karena perizinan apa-apanya itu lebih simpel, artinya lebih mudah. Di kita, terlalu banyak aturan yang dikeluarkan di setiap kementerian," kata dia.

"Jadi, kalau tadi misal tentang tambang, kementeriannya mana? ESDM sama DKPM. Tapi, ketika kita bikin pabrik baterainya, kementerian perindustrian, izinnya beda lagi. Tapi, ketika kita bicara standarisasi, lain lagi. Kalau bicara recycling, KLJ. Jadi, saran saya, harusnya ada menteri koordinasi yang urusin baterai ini dari hulu ke hilir," ucapnya menambahkan.

Kendati begitu, ia mengapresiasi Indonesia telah memiliki Satgas Hilirisasi yang disebutnya dapat membantu pengembangan hilirisasi kendaraan listrik.

Pada kesempatan yang sama, Susan Adi Putra, Associate Head of Research for Automotive Populix menilai pasar kendaraan listrik di Indonesia telah berkembang.

Berdasarkan data yang diungkap Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik Tanah Air memang terus meningkat setiap tahun sejak 2020. Pada 2020 produsen hanya dapat melego 125 unit mobil listrik, namun naik satu tahun berselang menjadi 687 unit.

Penjualan lalu melonjak pada 2022 menjadi 10.327 unit dan naik lagi pada 2023 menjadi 17.051 unit. Lonjakan kembali terjadi pada 2024 dengan capaian penjualan mobil listrik berbasis baterai 43.188 unit.

Selain itu kini terdapat 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga, dengan kapasitas produksi sebanyak 2,28 juta unit per tahun dan total investasi sebesar Rp1,13 triliun.

Kemudian, terdapat sembilan perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan kapasitas produksi 70.060 unit per tahun dan investasi Rp4,12 triliun.

Ada pula tujuh perusahaan yang memproduksi bus listrik dengan kapasitas produksi 3.100 unit per tahun dan total investasi Rp0,38 triliun.

"Bahkan menurut penelitian, pasar

Indonesia sudah termasuk ke kategori Emerging EV Markets, melampaui negara berkembang lain yang masih dalam tahap awal," kata Susan.

Susan menambahkan perkembangan ini bukan tanpa hambatan, dan ke depan bakal ada sejumlah tantangan yang masih harus dibenahi bersama.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER