Mengapa Ban Kendaraan Selalu Warna Hitam?
Warna hitam pada ban kendaraan bukan sekadar soal estetika. Ada alasan fungsional terkait performa ban yang melatarbelakanginya.
Secara alami, bahan dasar ban berasal dari karet yang berwarna putih. Namun, sejak dekade 1980-an, produsen ban mengganti warnanya menjadi hitam dengan mencampurkan karbon hitam (black carbon) dalam proses produksi.
Karbon hitam merupakan zat kimia hasil pengolahan minyak bumi yang dicampur ke dalam karet. Selain mengubah warna, senyawa ini juga berfungsi meningkatkan performa dan ketahanan ban.
Lihat Juga :Edukasi & Fitur Apakah Mobil Listrik Aman Melintasi Banjir? |
Meningkatkan ketahanan
Penambahan karbon hitam membuat ban lebih kuat untuk penggunaan kecepatan tinggi. Zat ini juga membantu menyalurkan panas dari permukaan jalan sehingga suhu ban tetap stabil saat dikendarai.
Ban tanpa karbon hitam hanya mampu bertahan sekitar 10 ribu kilometer. Sementara ban dengan kandungan karbon hitam bisa menempuh jarak hingga 40 ribu kilometer.
Melindungi dari sinar UV
Karbon hitam juga melindungi ban dari kerusakan akibat paparan sinar UV. Karet tanpa campuran ini akan mudah mengeras, retak, dan terkelupas seperti halnya karet gelang yang dijemur di bawah matahari.
Senyawa karbon hitam bekerja sebagai penyerap sinar matahari dan memperlambat proses pengerasan karet. Hal ini membuat ban lebih tahan lama meski sering digunakan di bawah terik.
Alasan kebersihan
Ban hitam lebih mudah dirawat dibandingkan ban putih. Warna gelap menyamarkan kotoran dan noda akibat pemakaian harian di aspal atau medan berlumpur.
Sebaliknya, ban putih akan cepat tampak kusam dan sulit dibersihkan. Inilah mengapa warna hitam dinilai lebih praktis untuk penggunaan jangka panjang.
Estetika
Ban hitam juga membantu desainer mengeksplorasi desain kendaraan karena warna ini cenderung netral dan bisa dipadukan dengan warna lain serta berbagai bentuk bodi. Selain itu ban hitam lebih mudah dicocokkan dengan beragam desain pelek.
(job/fea)