Masyarakat saat ini tengah dibuat heboh dengan angka kenaikan tunjangan anggota DPR. Salah satu yang disorot adalah jatah bensin bagi mereka yang nilainya mencapai Rp7 juta per bulan.
Angka tersebut dinilai tidak sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat saat ini. Belum lagi tunjangan bensin para anggota parlemen tersebut naik dari sebelumnya Rp4 juta hingga Rp5 juta dalam sebulan.
"Tunjangan beras naik sedikit, tunjangan BBM sekarang sekitar Rp7 juta yang tadinya Rp4-5 juta sebulan. Tunjangan makan juga disesuaikan dengan indeks saat ini," kata Wakil Ketua DPR Adies Kadirdi Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota DPR periode ini juga mendapat kompensasi tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan karena tidak lagi menempati rumah jabatan di Kalibata.
Ada pula tunjangan beras yang ikutan naik dari Rp10 juta jadi Rp12 juta.
Dengan tambahan fasilitas itu, ia sempat menyebut total uang tambahan selain tunjangan rumah berkisar Rp70 juta per bulan.
Meski begitu, belakangan Adies meralat pernyataan sehari setelahnya.
Ia berkata tak ada kenaikan tunjangan anggota DPR, hanya penambahan tunjangan rumah.
"Intinya gaji tidak ada kenaikan, tunjangan juga yang lain tidak. Hanya tadi itu, tunjangan perumahan," ucap Adies kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/8).
Besar gaji anggota DPR bisa mencapai total lebih dari Rp100 juta per bulan. Dengan gaji pokok Rp4-5 juta per bulan dan tunjangan yang besarnya bisa mencapai Rp100 juta per bulan.
- Gaji pokok anggota DPR: Rp4,2 juta
- Tunjangan dan fasilitas lainnya: sekitar Rp54 juta per bulan (berdasarkan aturan sebelumnya)
- Setelah penyesuaian, anggota DPR diperkirakan menerima Rp69-70 juta per bulan, ditambah tunjangan rumah Rp50 juta.
(ryh/mik)