Aismoli Anggap Subsidi Motor Listrik 2025 cuma 'PHP', Penjualan Drop
Subsidi motor listrik yang semula dijanjikan bakal dikucurkan Agustus 2025 masih belum menuai titik terang. Produsen motor listrik makin gusar dan meminta pemerintah segera memberi kepastian.
Budi Setyadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengatakan pemerintah harus tegas terkait hal ini. Bagi dia produsen serta konsumen tak bisa dibiarkan menunggu terlalu lama.
"Diskusi terakhir ini memang kami masih harap, tapi keluarannya prioritas anggaran gak ke arah ini (subsidi). Karena (mungkin) insentif (motor listrik) itu sudah dapat dari pajak yang nol," kata Budi saat dihubungi, Selasa (26/8).
"Maka kalau tidak ada, harapannya kami tegas saja, kalau tidak ada ya sudah," ucapnya menambahkan.
Menurutnya akan lebih baik bila pemerintah segera memberi kepastian soal nasib subsidi, sehingga produsen bakal bergerak cepat menentukan strategi ke depan untuk menjaring konsumen.
"Jadi bisa kasih strategi. Kalau dari awal declair enggak ada, industri bisa lebih bergairah. Jadi harapan kami beri kepastian, ada atau tidak," kata dia.
Hal yang sama turut diungkap Perhimpunan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) belum lama ini. Ketua Umum Periklindo Moeldoko menegaskan ketidakpastian ini membuat pasar motor listrik tertekan.
Seperti diketahui, penjualan motor listrik mengalami tren penurunan 20-30 persen hingga paruh tahun ini. Penyebabnya dikatakan sudah jelas karena ketiadaan insentif.
"Melindungi konsumen juga, melindungi dealer-dealer itu ya. Pasti, itu trennya jelas. Karena menunggu (insentif) jadi ya turun," ujar Moeldoko.
Sementara itu Vice Chairman of Research & Development Periklindo Prabowo Kartoleksono menambahkan ketidakjelasan waktu terbitnya subsidi membuat konsumen menunda pembelian.
"Policy-nya jelas, tapi kapan? Orang tuh nunggu, jangan-jangan bulan depan. Nanti kalau saya beli sekarang, bulan depan juga keluarkan insentif baru. Nah ini yang membuat sales-nya drop. Pastinya drop," ujar Prabowo.
Insentif sepeda motor listrik sebelumnya dijanjikan terbit Agustus 2025 tetapi sampai kini statusnya belum jelas. Kemungkinan besar insentif tersebut bakal molor.
"Kita masih dalam proses koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait," kata Mahardi Tunggul Wicaksono, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, Senin (25/8).
Tenggat waktu Agustus sebelumnya disampaikan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada awal Juli. Ketika itu dia bilang pembahasan insentif itu sudah masuk tahap pembahasan akhir, yang bakal digelar dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Pada Rabu (6/8), Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta, yang ditanyai soal kelanjutan itu mengatakan Rakortas itu belum dilakukan.
Rakortas itu dikatakan Setia bakal menentukan berbagai hal soal insentif, termasuk besarannya, antara Rp5 juta sampai Rp7 juta.
Tunggul yang ditanya soal Rakortas tak menjawab pasti apakah sudah dilakukan pada bulan ini atau belum.
Dia juga tak menjawab apakah insentif itu bakal molor dari Agustus mengingat bulan ini hanya tinggal menyisakan sepekan. Tunggul hanya mengulang-ulang kata koordinasi untuk menanggapinya.
"Koordinasi tetap kami lakukan," ujar Tunggul.
Meski begitu Tunggul merasa optimistis insentif motor listrik bakal diberikan pada tahun ini.
(ryh/mik)