Stok Motor Listrik Menumpuk di Dealer dan Pabrik Efek Tak Ada Insentif
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi menyebut pasar motor listrik Tanah Air sedang mengalami masa sulit. Penjualan yang digadang-gadang bakalan tumbuh pesat tahun ini malah terjadi sebaliknya.
Bahkan sejumlah produsen sempat mengeluhkan stok motor listrik mereka kini menumpuk akibat tak terserap pasar.
"Jadi dari asosiasi dealer ini sempat bilang kalau stok ada di dealer, belum lagi di pabrik yang sudah diproduksi. Karena apa, penyerapannya kurang," kata Budi saat dihubungi, Selasa (26/8).
Pada periode Januari-Juni 2025, penjualan motor listrik puluhan anggota Aismoli cuma mencapai 11 ribu unit. Angka ini memperihatinkan sebab sangat jauh dari target 2025 sebanyak 100 ribu unit.
Menurut Budi hilangnya insentif pembelian motor listrik Rp7 juta per unit dari pemerintah menjadi penyebab utama penjualan surut.
"Ya memang tidak seperti 2024 yang ada subsidi dan sekarang ini kan belum ada kejelasan. Dan memang masyarakat kita lebih punya akses (kemauan membeli) kalau pemerintah ngasih subsidi," kata Budi.
Penjualan motor listrik Aismoli mencapai 62 ribuan unit pada 2024, yang dipahami terbantu insentif pemerintah. Sedangkan enam bulan pertama tahun lalu, penjualan diyakini tembus 25 ribu hingga 30 ribu unit.
Insentif motor listrik telah berhenti dikucurkan pemerintah sejak kuota tahun lalu sebanyak 60 ribu unit terserap habis.
"Jadi ya memang mengalami penurunan," katanya.
Tak hanya Aismoli, Ketua Umum Perhimpunan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengamini penjualan motor listrik mengalami tren penurunan 20-30 persen hingga paruh pertama tahun ini.
Penyebabnya utamanya adalah kebijakan insentif yang tak lagi berlaku.
"Melindungi konsumen juga, melindungi dealer-dealer itu ya. Pasti, itu trennya jelas. Karena menunggu (insentif) jadi ya turun," ujar Moeldoko belum lama ini.
(ryh/fea)