Diragukan Mitra Resmi, Begini Pengakuan Ojol yang Bertemu Gibran

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2025 12:53 WIB
Salah satu perwakilan ojol yang bertemu Wapres Gibran Rakabuming mengatakan mereka tergabung dalam komunitas berbeda.
Salah satu perwakilan ojol yang bertemu Wapres Gibran Rakabuming mengatakan mereka tergabung dalam komunitas berbeda. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu dari delapan perwakilan ojek online (ojol) yang bertemu Wakil Presiden Gibran Rakabuming pada Minggu (31/8), Mohamad Rahman Tohir, mengatakan bahwa mereka adalah mitra resmi aplikator dan tergabung dalam komunitas yang berbeda-beda.

"Memang itu driver asli semua, tapi beda-beda (komunitas)," kata pria karib disapa Cang Rahman itu melalui sambungan telepon, Rabu (3/9).

Menurut dia delapan orang ini sudah saling mengenal sebelum diundang ke Istana Wapres. Rahman bilang mereka kerap berjumpa dalam aktivitas harian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sering ketemu kan di lapangan," kata dia.

Pernyataan Rahman ini membantah tudingan sejumlah pihak yang mengatakan mereka bukan ojol asli. Status sebagai mitra resmi juga sudah dinyatakan pihak aplikator yaitu Gojek, Grab, Maxim dan InDrive.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas ojol

Rahman yang telah menjadi ojol dengan bendera Gojek sejak 2015 ini mengaku tergabung dalam FKDOI atau Forum Komunitas Driver Online Indonesia. Komunitas ini disebut berdiri sejak 2017 dan saat ini Rahman didapuk sebagai ketua umum.

"Lalu kami bangun aliansi itu 2020 yaitu Koalisi Ojol Nasional. Itu gabungan dari beberapa komunitas," kata dia.

"Di situ jabatan saya sebagai Kepala Divisi Hukum Koalisi Ojol Nasional. Saya sebagai Ketua Divisi Hukum karena ... latar belakang saya lulusan strata I Jurusan Hukum Internasional di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta," ucapnya menambahkan.

Kemudian dia menerangkan tujuh ojol lain yang bertemu Gibran tergabung dalam berbagai komunitas di antaranya Maxim Garis Keras. Ada pula ojol perempuan yang dia sebut masuk ke dalam wadah Lady Grab, sementara lainnya mengikuti komunitas Kalibata Bersatu.

"Jadi memang beda-beda," kata dia.

Bukan kelas rendahan

Tidak sedikit masyarakat menuding kumpulan orang yang diundang Gibran adalah ojol palsu. Isu ini makin ramai setelah wawancara Rahman beredar di media sosial.

Gaya bicaranya dinilai terlalu 'intelektual' sehingga tak mencerminkan sosok ojol pada umumnya. Rahman mengaku tak mempermasalahkan anggapan tersebut.

Tetapi, kata dia, setiap orang memiliki latar belakang baik dari sisi pendidikan atau pekerjaan sebelumnya yang bisa membuat gaya bahasa berbeda.

"Yang viral di medsos kan penggunaan kata-kata edukasi, eskalasi, dan taruna. Ini saya perlu jelaskan juga. Saya kan boleh dibilang ya mohon maaf saya kan strata I," katanya.

"Saya pernah juga bekerja sebagai deputy manager itu tahun 2010. Tentunya penggunaan kata-kata dan intelektualitas seperti edukasi, eskalasi kan saya paham," ucap Rahman lagi.

Meski demikian, ia menyayangkan anggapan tersebut karena dinilai merendahkan ojol secara pribadi.

"Nah ini ya sangat saya sayangkan sehingga kesannya ojol ini adalah kelas terendah di kalangan masyarakat yang tidak berhak menguasai kata-kata intelektual," terang dia.

"Dan ini juga jadi tolong digarisbawahi kalau kami di ojol ini bukan semata-mata adalah kasta terendah. Di kita juga banyak S1 bahkan ada yang S2. Dan jadi teman-teman berpikiran smart, menggunakan kata-kata yang intelektual dan tata bahasanya tertata dengan rapi itu hal yang wajar," ucap dia lagi.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER