Truk China Bermunculan, Fuso Soroti Persaingan Tak Sehat

CNN Indonesia
Senin, 22 Sep 2025 09:06 WIB
Mitsubishi Fuso menyoroti membanjirnya truk impor asal China yang masuk ke pasar Tanah Air, khususnya di sektor pertambangan. (Foto: AFP/CHARLY TRIBALLEAU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso di Indonesia, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), menyoroti membanjirnya truk impor asal China yang masuk ke pasar Tanah Air, khususnya di sektor pertambangan. KTB menyatakan fenomena ini berpotensi menimbulkan persaingan pasar yang tidak sehat.

"Sektor mining kendalanya tidak hanya soal permintaan tetapi juga saingannya saya bilang mungkin tidak sehat," ujar Aji Jaya, Sales and Marketing Director KTB, di Jakarta, Jumat (19/9).

Aji menduga banyak merek truk China masuk ke Indonesia tanpa mematuhi regulasi yang berlaku, seperti ketentuan standar emisi. Padahal, Indonesia telah mewajibkan standar Euro 4 untuk kendaraan diesel, sementara truk-truk dari China itu masih menggunakan standar Euro 2.

"Regulasi pemerintah padahal telah menetapkan kendaraan bermesin diesel harus standar Euro 4, kami selalu ikuti itu. Persaingan dalam bisnis biasa, hanya saja selama itu dilakukan fair," kata Aji.

"Udah pasarnya kecil, persaingannya kurang sehat juga," ucap dia menambahkan.

Menurutnya kehadiran truk Euro 2 yang dijual dengan harga lebih terjangkau bisa memengaruhi keputusan konsumen, terutama di sektor tambang.

"Kalau Euro 4 harus pakai Dex, mahal. Kalau jadi pengusaha pasti pilih yang lebih murah, nah itu truk Euro II kan masih bisa pakai solar biasa," ungkapnya.

"Itu dampaknya, pasti konsumen mau pilih yang murah operasionalnya. Tetapi itu masalahnya enggak fair, karena regulasinya kan Euro 4," ujarnya lagi.

Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi kendaraan niaga Fuso ke dealer pada Januari-Agustus 2025 tercatat turun 12,5 persen menjadi 15.514 unit dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 17.739 unit. Penjualan retail juga merosot 11,4 persen menjadi 15.702 unit dari sebelumnya 17.727 unit.

Terlepas dari itu Aji mengatakan kondisi perekonomian saat ini tak cukup menunjang untuk mendorong pasar otomotif Tanah Air secara signifikan.

"Secara umum memang ekonominya sedang tidak baik-baik saja," katanya.

Ancam industri lokal

Gaikindo sebelumnya melaporkan aktivitas impor truk untuk kebutuhan tambang, khususnya yang dari China, semakin meresahkan. Truk-truk tersebut tidak terdaftar dalam asosiasi, sehingga data penjualannya tidak tercatat secara resmi.

"Sampai Juli ini diperkirakan, kami tidak punya data yang cukup resmi, itu hampir 7 ribu, sampai akhir tahun bisa sampai 14 ribuan kendaraan komersial," kata Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo.

Menurutnya, truk impor ini telah menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Pulau Jawa. Kukuh menilai kehadiran kendaraan komersial tersebut bisa mengganggu industri otomotif dalam negeri yang selama ini patuh terhadap regulasi dan berinvestasi besar.

"Ini yang mengganggu produksi kendaraan bermotor di Indonesia. Pelaku lokal ini memenuhi ketentuan yang ada di Indonesia, namun dikalahkan kendaraan-kendaraan impor yang dapat dengan mudah masuk Indonesia. Kalau lokal harus ikut SRUT, mereka (impor) nggak," ungkapnya, melansir Detik.

Gaikindo memperingatkan bahwa jika fenomena ini terus berlanjut tanpa regulasi yang ditegakkan, maka industri kendaraan komersial nasional berpotensi mengalami tekanan yang signifikan.

(ryh/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK