ESDM Akui Mobil di RI Cocok Pakai BBM Campuran Etanol hingga 20 Persen
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) hingga 20 persen.
Klaim ini sekaligus menjadi penegasan bila mobil-mobil tersebut mampu menenggak bensin dengan campuran etanol, tanpa perlu penyesuaian mesin.
"Sebetulnya, mobil-mobil mau merek apa pun itu, sudah kompatibel dengan etanol. Secara teknis, secara kemampuan mesin, itu maksimal bisa 20 persen," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, mengutip Antara, Senin (6/10).
Meskipun sudah kompatibel dengan kandungan etanol di dalam BBM hingga 20 persen, Indonesia masih menganut campuran etanol sebesar 5 persen. Satu-satunya bensin Pertamina dengan etanol 5 persen adalah Pertamax Green.
Kadar ini disesuaikan sebab mempertimbangkan ketersediaan bahan baku etanol di dalam negeri, seperti jagung dan tebu.
Sedangkan, di negara-negara lain, kandungan etanol di dalam BBM sudah lumrah ditemukan, bahkan hingga 20 persen seperti di Amerika Serikat.
"Kalau kita mandatorikan (wajibkan), kami bingung sumber (etanolnya) di mana, karena Pak Menteri (Menteri ESDM Bahlil Lahadalia) enggak mau impor," ucapnya.
Ke depannya, kata dia Indonesia diperkirakan bisa memproduksi etanol sebesar 150-300 ribu kiloliter (kl) dari perkebunan tebu di Merauke, Papua Selatan.
Lihat Juga : |
Proyek pengembangan bioetanol merupakan salah satu turunan dari proyek utama pengembangan food estate yang menjadi fokus pemerintah, yakni perkebunan tebu seluas 500 ribu hektare. Kementerian ESDM sendiri menargetkan produksi bioetanol pada 2027 di Merauke.
"Hitungannya masih dibicarakan. Intinya, di Papua, kalau tidak salah saya mendengarnya sih ada 150-300 ribu kl etanol per tahun," kata Eniya.
Klaim produsen hanya sampai 10 persen
Meski begitu, apa yang disampaikan ESDM tak sejalan dengan klaim pabrikan.Pada tahun lalu sejumlah produsen pernah menyebut sebagian model mobil mereka telah disesuaikan agar bisa memakai bensin etanol, asalkan dengan toleransi campuran maksimal 5 persen sampai 10 persen.
Misalnya Toyota hanya sampai 5 persen, sementara Suzuki, Daihatsu, Mitsubishi, bahkan Mercedes-Benz, toleransi campuran hanya sampai 10 persen.
(ryh/mik)