Gaikindo Revisi Target Penjualan Mobil 2025, Apa Alasannya?
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target baru penjualan mobil pada 2025 menjadi hanya 780 ribu unit. Sebelumnya, Gaikindo menargetkan 900 ribu unit mobil terjual sepanjang tahun ini.
Proyeksi tersebut turun signifikan, mengingat kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat Tanah Air yang tengah melemah.Angka tersebut jauh lebih kecil dari wholesales Januari-Desember 2024 yang mencapai 865.723 unit, sedangkan retailnya sebanyak 889.680 unit.
"Iya, proyeksi menjadi 780 ribu unit," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto melalui pesan singkat, Senin (1/12).
Target penjualan mobil nasional selama 2025 sebelumnya ditetapkan sebanyak 900 ribu unit. Namun hingga Oktober, target penjualan mobil di Tanah Air menunjukkan gejala tak bakal terpenuhi.
Per Oktober 2025, penjualan mobil nasional mencapai 635.844 unit. Angka tersebut tidak memenuhi ekspektasi.
Dengan angka tersebut, berarti puluhan merek mobil anggota Gaikindo wajib menjual setidaknya 264.156 unit selama November-Desember, atau 132.078 per bulan, demi mencapai target lama.
Kekhawatiran produsen
Di lain sisi, penjualan mobil nasional menimbulkan kekhawatiran bagi produsen, salah satunya penguasa pasar Toyota.
Bob Azam, Wakil Presiden Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menyatakan pasar otomotif Indonesia harus mampu mencapai setidaknya 800 ribu unit tahun ini agar tetap berada di atas Malaysia. Bila total penjualan mobil jatuh di bawah angka tersebut, reputasi Indonesia sebagai pasar terbesar di ASEAN akan terganggu.
"Ya kami harapkan bisa 800 ribu unit, supaya kita di atas Malaysia, kalau kurang dari 800 ribu unit bahaya itu. Jadi image itu penting," kata Bob akhir pekan kemarin di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025, ICE BSD Tangerang.
Andai penjualan mobil nasional kalah dari Malaysia tahun ini, Bob mengkhawatirkan ekosistem atau investasi otomotif Tanah Air berpotensi pergi.
"Kalau nomor 1 di Asia Tenggara itu gak di Indonesia lagi, nanti ekosistem khawatirnya pindah. Jadi penting sekali kita pertahankan reputasi untuk nomor 1 di Asean," kata Bob.
(ryh/dmi)