Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai industri otomotif sekarang 'cukup kuat' dinilai dari penjualan mobil listrik yang meningkat menjadi 69.146 unit selama Januari-Oktober 2025 dan masuknya beragam investasi baru.
"Kami berpendapat bahwa industri otomotif saat ini sudah cukup kuat. Hal ini dibuktikan dengan penjualan kendaraan listrik roda empat meningkat signifikan hingga 18,27 persen dari pangsa pasar tahun 2025 dan investasi untuk KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) sebesar Rp5,66 triliun di tahun 2025," ungkap juru bicara kementerian Haryo Limanseto, diberitakan Antara, Minggu (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak buah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto itu juga bilang kendaraan konvensional masih mendominasi pasar sekitar 80,6 persen. Pada sisi lain, penjualan sepeda motor juga dikatakan menunjukkan pertumbuhan dari sisi domestik dan ekspor.
Dia mengatakan ekosistem industri otomotif telah bergerak stabil dan kompetitif. Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah menilai ruang kebijakan dapat ditempatkan secara lebih strategis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertanyaannya, apakah masih diperlukan insentif jika suatu industri sudah cukup kuat? Kami melihat ruang kebijakan yang ada dapat mulai dipertimbangkan untuk memperkuat sektor-sektor prioritas lain yang membutuhkan dukungan lebih besar, sembari tetap menjaga momentum positif industri otomotif," ucap dia.
Belum ada usulan insentif otomotif
Haryo juga mengungkap sampai sekarang pihaknya belum menerima usulan resmi soal insentif otomotif untuk 2026 dari kementerian pembina sektor ini.
"Saat ini kami belum ada pembahasan kembali dan belum menerima usulan insentif dari Kementerian/Lembaga pembina sektor," katanya.
Walau begitu Haryo menyatakan kementeriannya tetap membuka ruang pembahasan bila ada usulan baru.
Pembina otomotif di dalam negeri, Kementerian Perindustrian, sebelumnya mengatakan sedang memfinalisasi usulan insentif otomotif yang akan diajukan ke Kemenko Perekonomian sebagai bagian dari paket kebijakan fiskal 2026. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berkata sektor otomotif terlalu penting untuk diabaikan.
"Multiplier effect yang tinggi, baik keterkaitan ke depan dan belakang (backward dan forward linkage) subsektor terhadap sektor lain dalam ekonomi nasional, dan di dalamnya ada penyerapan tenaga kerja yang tinggi pula maka kita mengambil keputusan mengusulkan insentif bagi sektor ini. Hampir mirip dengan insentif
otomotif pada saat Covid 19 dulu," kata Agus di keterangan resmi, Kamis (13/11).
Lihat Juga : |
Haryo menjelaskan arah kebijakan pemerintah terkait otomotif tahun depan fokus pada penguatan rantai nilai lokal, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, serta dukungan yang memastikan adanya transfer teknologi dan peningkatan kapasitas produksi nasional.
Pemerintah dikatakan tetap berkomitmen menjaga sektor otomotif sebagai pilar penting industri manufaktur Indonesia. Pembahasan insentif otomotif 2026 perlu melihat perkembangan terkini industri nasional.
(fea)