Bolos Sampai Bully, Pengalaman Rekti Vokalis The S.I.G.I.T

Bahariyani Mareza | CNN Indonesia
Jumat, 18 Mar 2016 10:25 WIB
Meski kini telah disibukkan dengan berbagai kegiatan panggung bersama The S.I.G.I.T, Kak Rekti sang vokalis ingin berbagi cerita tentang masa SMA.
Rekti, vokalis The S.I.G.I.T (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski kini telah disibukkan dengan berbagai kegiatan panggung bersama The S.I.G.I.T, Kak Rekti sang vokalis ingin berbagi cerita tentang masa SMA.

Vokalis band rock ini mengaku, bahwa ia adalah pribadi yang tidak banyak 'ngoyo' (maunya). Dulu waktu masih muda ada banyak trend yang berkembang dan membuat orang berlomba-lomba mengikuti trend tersebut, karena takut dibilang tidak gaul. Baginya hal tersebut yang menjadi awal seseorang merasa minder di dalam pergaulannya.

"Saya akan melakukan apa yang saya suka, seperti menggunakan celana cutbray, walau dinilai jadul oleh teman-teman, ya.. jangan diambil pusing karena saya suka,” katanya menegaskan.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya bukan anak yang ingin tampil dan percaya diri saat SMA. Waktu pertama kali manggung, ia pun merasa canggung. Tapi, Kak Rekti juga dikenal pribadi yang ceplas ceplos di kalangan rekan-rekan dan tidak pernah ambil pusing.

Perjalanan masa SMAnya tidak jauh berbeda dengan siswa lainnya, ia juga pernah membolos sekolah. Waktu itu dia duduk di kelas X. Sambil tersenyum dia bilang, terpaksa bolos karena kesiangan.

"Sebenarnya saya jarang bolos, tapi karena waktu itu masuk siang, jadi tidak ada anggota keluarga yang membangunkan dan saya masih tertidur, akhirnya ya terlambat, apa boleh buat ya bolos saja,” katanya.

Ia menceritakan bahwa iklim sekolah di masa SMA yang baik baik, pada akhirnya tidak membuat sempat mengalami hal-hal buruk, seperti bullying. Dia bilang cenderung positif menerima setiap celetukan temannya.

Saat bersekolah di SMA 5 Bandung, tidak ada atmosfer kekerasan, ataupun bully. Bagi budaya masyarakat Bandung sendiri menghina antar anak-anak sekolah masih dalam tahap yang wajar. Bahasanya kalau bercanda antar teman-teman adalah "ngebodor" dan tidak ambil pusing bagi Rekti.

Lalu, ketika ditanya tentang tawuran, ia membalas dengan senyuman. Baginya anak laki-laki identik dengan tawuran, dan ia sendiri pernah terlibat namun bukan sebagai penyerang atau yang diserang.

"Nah, kalau tawuran saya biasanya jadi orang yang paling sibuk menyerukan teman-teman, dulu saya akan bergaya ala-ala cheerleaders dan memegang pom-pom terus jingkrak-jingkranglah buat suasana jadi fun aja, hehe,” katanya berceloteh.

Dia bilang, ketika seseorang merasa tidak percaya diri saat usia sekolah, adalah wajar karena mereka banyak bingung tentang bagaimana harus bersikap, meski bukan berarti ketika kita menerima kekerasan kita diam saja, kita harus punya sikap untuk melawan dan menolak. Melawannya tidak harus dengan kekerasan lagi, tapi cukup dengan acuhkan saja. “Orang mau bully karena ingin lihat korbannya depresi, kalau kita tidak ambil pusing, ya.. yang bully pasti jadi depresi,” ujarnya. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER