Siang Ini, Pekerja Kantor Pulang Lebih Awal

CNN Indonesia
Kamis, 21 Agu 2014 14:42 WIB
“Tadi saya terima email dari kantor yang nyuruh kita pulang jam 2 siang. Karena untuk antisipasi macet sebagai dampak pengaturan dan pengalihan arus lalu lintas."
Jakarta, CNN Indonesia -- Sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 berlangsung di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini, Kamis (21/8) pukul 14.00 WIB. Hal tersebut membuat sejumlah perusahaan yang berkantor di kawasan Sudirman, MH Thamrin maupun Gambir, Jakarta Pusat, memulangkan karyawan lebih awal.

Salah satu perusahaan yang memulangkan karyawan mereka siang ini adalah PT Huawei Tech Investment yang berkantor di Gedung BRI II, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Rosliani, Project Controller PT Huawei Tech Investment, menceritakan bahwa dirinya diminta pulang ke rumah pukul 14.00 WIB hari ini.

“Tadi saya terima email dari kantor yang nyuruh kita pulang jam 2 siang. Karena untuk antisipasi macet sebagai dampak pengaturan dan pengalihan arus lalu lintas,” kata Rosliani ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (21/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosliani menambahkan, e-mail yang dikirimkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia tersebut juga menyebutkan bahwa aktivitas kantor akan kembali seperti biasa pada Jumat (22/8). “Kecuali ada pemberitahuan lebih lanjut kalau ada perubahan,” tutupnya.

Selain Huawei, karyawan PT Pertamina (Persero) juga telah diimbau untuk kembali ke rumah pada pukul 12.00 WIB.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menyatakan, pihaknya tidak mengeluarkan imbauan khusus agar perusahaan yang berkantor di kawasan sekitar Gedung MK maupun jalan protokol di Jakarta memulangkan karyawan pada siang hari ini. Rikwanto mempersilakan perusahaan beroperasi seperti biasa.

“Kami hanya meminta masyarakat menghindari area sekitar Monas dan Gedung MK, termasuk Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan Bundaran Patung Kuda,” terang Rikwanto kepada CNNIndonesia.com.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER