Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui ada sejumlah kadernya yang dilobi untuk bergabung ke kubu politik tertentu. Namun SBY menginginkan partai berlambang bintang mercy itu berada di jalur yang independen.
“Kami katakan tidak,” kata SBY melalui akun Twitter-nya, Kamis malam (21/8).
Penolakan SBY itu disampaikan usai menyatakan menerima pesan bernada negatif terkait proses transisi dari pemerintahannya ke pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo. “Pesan negatif itu berbunyi 'SBY dan Partai Demokrat jangan ngerecoki Jokowi.' Artinya SBY jangan mengganggu atau mengatur-atur Jokowi,” ujar SBY juga lewat Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan itu, menurut SBY, membuat naluri politiknya bekerja. “Barangkali ada yang menganggap SBY dan Partai Demokrat menginginkan posisi politik tertentu jika Pak Jokowi menjadi presiden lima tahun mendatang,” kicau presiden yang mengakhiri jabatannya Oktober ini.
SBY menegaskan, dia tidak memiliki niat dan ambisi seperti itu. SBY menginstruksikan Demokrat menjadi partai independen yang berfungsi sebagai penyeimbang bagi pemerintahan baru. “Kami tidak haus kekuasaan,” ujarnya.
Lima tahun ke depan, kata SBY, Demokrat akan berbenah dan membangun diri, serta menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
SBY juga mengatakan tak punya niat dan pikiran sedikit pun untuk mengganggu Jokowi. Dia akan dengan senang hati membantu proses transisi jika memang dikehendaki. “Jadi terserah kepada presiden baru. Namun ternyata ada yang tidak menghendaki hal-hal baik terjadi,” kata dia.
Secara terpisah, Jokowi menyatakan sama sekali tak merasa direcoki atau diintervensi SBY maupun Partai Demokrat. “Kami sering bertemu dengan beliau (SBY). Beliau ingin membantu kami,” kata dia.
Jokowi pun sudah punya rencana bertemu SBY untuk berkoordinasi soal pemerintahan transisi dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. “Secepatnya akan bertemu,” ujarnya.