Jakarta, CNN Indonesia -- Pemecatan Poempida Hidayatulloh, Agus Gumiwang, dan Nusron Wahid dari keanggotaan Partai Golkar membuat mereka kerap terlihat bersama-sama dalam setiap kesempatan resmi maupun informal.
Entah kesamaan nasib yang membuat mereka bersama, namun dari segi usia ketiganya tidak berbeda jauh. Nusron menjadi yang termuda dengan usia 40 tahun, lalu Poempida 42 tahun dan Agus 45 tahun.
Perbincangan CNN Indonesia dengan Agus mengenai Golkar merembet pada analisis ketiganya terkait pemecatan DPP Partai Golkar. Nusron yang saat itu berada satu ruangan di salah satu ruang gedung Media Lounge DPP Partai Golkar ikut nimbrung kala Agus memintanya untuk membantu menerangkan alasan pemecatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Klaim sepihak dari tiga sekawan tersebut, pemecatan itu berasal dari kubu Koalisi Merah Putih yang disampaikan melalui Ketua Umum dan Sekjen Partai Golkar.
Ketidaksukaan Koalisi Merah Putih kepada Nusron CS dikarenakan sikap mereka yang dianggap menyimpang dengan mendukung Jokowi atas dasar ketakutan berpindahnya suara potensial di dapil ketiga kader muda Partai Golkar tersebut.
Dapil Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadi lumbung paling berlimpah dari segi jumlah pemilih, sehingga cukup beralasan jika Koalisi Merah Putih merasa terancam, Nurson yang Ketua Umum Pemuda Anshor disandingkan Agus dari trah keluarga Kartasasmita yang cukup dikenal di Jawa Barat.
“Saya analisis sebelum pilpres, ini permintaan dari kubu merah putih untuk meredam suara di dapil saya,” kata Nusron sambil sesekali melihat siaran langsung persidangan MK dari televisi.
Menimpali Nusron, Agus melihat meskipun kalah di Jabar, pencapaian Jokowi menjadi maksimal jika melihat sebaran penguasa di tatar pasundan. Dengan hanya enam kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan di Jawa Barat, melawan Koalisi Merah Putih yang menjadi pengusung 26 kepala daerah di Jabar, termasuk Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, pencapaian suara di Jabar sangat maksimal.
“Pertama deklarasi, Prabowo lawan Jokowi 80 lawan 20 di Jabar, separah itu. Jabar di push sampai hampir 40 beruntung ditutup Jatim yang jadi lumbung PDI Perjuangan,” kata Agus.
Perbincangan berlanjut pada keseriusan ketiganya untuk menuntut DPP Partai Golkar ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk membayar uang sejumlah Rp 1 triliun atas pemecatan sepihak, yang menurut Agus akan disumbangkan kepada korban lumpur Lapindo.
Tak sampai di situ, pembicaraan pun berlanjut pada pertarungan internal Partai Golkar untuk menduduki posisi strategis di eksekutif dan legislatif, namun untuk perbincangan itu Agus meminta tidak dipublikasikan terlebih dahulu.
“Di Golkar itu siapa yang tidak mau sama kekuasaan bos,” kata Nusron singkat menimpali pembicaraan CNNIndonesia dengan Agus.
Jelang pukul 21.00 WIB, Nusron, Poempida, dan Agus siap beranjak menuju ruang konferensi pers DPP Golkar, untuk memberikan keterangan atas putusan MK melewati lorong penghubung sepanjang tak lebih 10 meter.
Kader-kader sayap Golkar yaitu Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Angkatan Muda Partai Golkar dengan pakaian dominasi loreng kuning terlihat berada di sudut-sudut ruang penerangan DPP Partai Golkar. Mereka seakan hendak mengamankan jalannya konferens pers.