Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Lingkaran Survei Indonesia memperlihatkan ada empat kekhawatiran dari publik yang akan bisa terjadi dalam pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Kekhawatiran tersebut adalah tidak terpenuhinya janji kampanye, lumpuhnya pemerintahan karena tidak ada dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat, ujian kenaikan harga bahan bakar minyak, dan kabinet Jokowi-JK yang tidak meyakinkan.
Banyaknya janji yang telah diberikan oleh Jokowi-JK saat kampanye, menurut peneliti LSI Rully Akbar, dikhawatirkan publik tidak dapat terealisasi dengan cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Janji-janji 100 hari seperti penerbitan peraturan presiden tentang pemerataan ekonomi dan pemberantasan korupsi dikhawatirkan akan memakan waktu yang tidak sedikit.
"Kedua, publik khawatir program Jokowi bisa macet di parlemen karena besarnya anggota Koalisi Merah Putih," kata Rully di kantor LSI Jakarta, Kamis (28/8). LSI menyebut sebanyak 45,6 persen publik yakin program-program Jokowi akan terganggu dibanding 31,09 persen yang tidak.
Kemudian, kenaikan harga bahan bakar minyak yang secara ekonomi sangat dibutuhkan ditentang oleh mayoritas publik sebesar 73,17 persen. "Kenaikan harga BBM pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menyebabkan tingkat kepuasaan masyarakat turun," kata Rully.
Jokowi, lanjut dia, harus mempunyai kebijakan lain yang bisa mengimbangi kenaikan harga BBM yang dapat langsung menyentuh masyarakat. “Seperti Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat," ujar Rully memberi saran.
Terakhir, kompromi politik ditakutkan akan menyebabkan terisinya kabinet Jokowi-JK oleh kader-kader partai yang tidak memiliki kompetensi. Survei LSI memperlihatkan 61,42 persen dari publik menghendaki kabinet lebih banyak diisi oleh profesional, sedangkan 25,89 persen memandang profesional dan kader partai tidak memiliki perbedaan.
Survei LSI ini menggunakan 1.200 responden yang terletak di seluruh Indonesia dan menggunakan dana dari LSI sendiri. Survei dilakukan dari 23 sampai 27 Agustus 2014 dengan
margin of error kurang lebih 2,9 persen. Metode penarikan sample sendiri adalah
multistage random sampling.