Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Joko Widodo tengah melakukan kunjungan ke setiap ketua umum partai politik jelang pelantikannya Senin (20/10). Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar menjadi ketua umum pertama yang dikunjungi Jokowi. Langkah ini dinilai sebagai wujud kedewasaan politik Jokowi.
"Ya itu untuk konsolidasi. Kami boleh beda pendapat, tapi tidak boleh putus silaturahmi. Ini kedewasaan politik yang disponsori Jokowi," ujar politikus PDI Perjuangan TB Hasanuddin saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (15/10).
Menurutnya, Jokowi memiliki kemampuan melihat situasi politik yang terjadi saat ini. Selain itu dengan mendengar banyak masukan dan pertimbangan politik, Jokowi pun akhirnya memutuskan untuk melakukan safari politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menyebutkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pun telah dihubungi oleh Jokowi. Namun sejauh ini belum ada tindak lanjut dari komunikasi tersebut.
Kendati demikian, TB Hasanuddin percaya bahwa dalam waktu dekat ini Jokowi dapat bertemu dan berkomunikasi dengan Prabowo. "Saya yakin, niat baik (Jokowi) akan disambut baik oleh semua,” kata Hasanuddin yang membantah adanya kesepakatan transaksional dalam pertemuan Jokowi dan Ical.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin membantah keras banyaknya anggapan jika pertemuan Ical dan Jokowi untuk melancarkan posisi Golkar dalam mendapatkan kursi menteri atau posisi lain di pemerintahan. "
It's so so stupid," kata Nurul Arifin kepada CNN Indonesia ketika dimintai tangapannya soal pertemuan Jokowi-Ical.
Nurul berpendapat, apa yang dilakukan Ical hanyalah sebatas komunikasi politik yang memang sudah semestinya dilakukan. Tak hanya itu, rekonsiliasi menjadi harga mutlak untuk bersama membawa bangsa ini lebih baik.
Nurul juga memastikan pertemuan Jokowi dengan elit Partai Golkar yang lain, Setya Novanto misalnya, murni merupakan komunikasi politik, tidak untuk memberikan tawaran apapun, apalagi bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat.
"Itu hanya keinginan orang-orang yang paranoid. Bagaimana mungkin? Ini ada penumpang gelap yang memanas-manasi," katanya.
Mengenai perkembangan pelaksanaan pemilihan ketua komisi dan peluang partai-partai dari Koalisi Indonesia Hebat dalam pemilihan pimpinan alat kelengkapan DPR, Nurul tidak mau banyak berkomentar. Dia bilang itu semua masih dalam pembicaraan, belum pada level pengambilan keputusan.