Jakarta, CNN Indonesia -- Priyo Budi Santoso, salah seorang calon ketua umum Partai Golkar dalam gelaran Munas Partai Golkar IX menjamin musyawarah Jakarta kali ini akan berjalan secara transparan dan terbuka. Pernyataan tersebut ia sampaikan di hadapan para wartawan sesaat sesudah pembukaan munas dilakukan.
"Pokoknya semua akan berjalan terbuka, transparan. Kalian wartawan nanti juga diperbolehkan mengikuti proses pemilihan ketua umum," ujarnya singkat, Sabtu (6/12).
Seperti diketahui dalam Munas Partai Golkar di Jakarta ini, terdapat tiga calon ketua umum yang akan bersaing untuk menjadi ketua umum partai. Ketiga orang tersebut adalah Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang. (baca juga:
Nurdin Halid: Yang Mendatangi Munas Jakarta Kader Abal-Abal)
Alasan demokratis, transpaaran dan terbuka inilah yang kemudian membetot perhatian salah seorang Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Fahmi Idris hadir. Fahmi mengatakan alasan utama kehadirannya karena penyelenggaraan Munas Jakarta yang ia nilai akan berjalan dengan sangat demokratis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buktinya, papar Fahmi, adanya tiga kader yang mencalonkan diri sebagai ketua umum partai berlambang beringin ini. "Saya hadir karena ini Munas yang sangat demokratis tidak ada tekanan dalam bentuk apapun. Calon ketua umumnya lebih dari satu bukan calon tunggal," ujar Fahmi.
Tim Penyelamat Partai Golkar (TPPG) mengklaim sudah ada 300 lebih perwakilan Dewan Pimpinan Daerah Golkar tingkat I (provinsi) dan II (kabupaten/kota) yang mengkonfirmasi kehadiran mereka di Musyawarah Nasional Jakarta yang dibuka malam ini, Sabtu (6/12), di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.
“Ke-384 peserta Munas Jakarta yang terkonfirmasi hadir itu juga yang dari (Munas) Bali,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Munas Jakarta Yorrys Raweyai di Hotel Mercure.
Seluruh anggota TPPG yang diketuai Agung Laksono pun sesungguhnya telah dipecat kubu Ical dalam Munas Bali dua hari lalu karena dianggap melakukan tindakan inkonstitusional, melawan partai, dan berpotensi memecah-belah partai. Total ada 17 kader Golkar yang dipecat. Mereka semua tidak menerima hasil Munas Bali dan akan menuntutnya ke Pengadian Tata Usaha Negara.