WAWANCARA KHUSUS

Zulkifli Hasan: Saya dan Hatta Rajasa Tak Bisa Dipisahkan (2)

Hafizd Mukti & Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Sep 2015 10:55 WIB
Kepada CNN Indonesia, Zulkifli Hasan mengungkap rahasia hubungannya dengan Hatta Rajasa, saingan terberatnya saat pemilihan Ketua Umum PAN.
(ki-ka) Para Petinggi Koalisi Merah Putih (KMP) Ketua PAN Zulkifli Hasan, Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan keterangan pada wartawan, usai melakukan pertemuan terkait berpindahnya dukungan PAN kepada Pemerintahan Joko Widodo, Jakarta, Kamis, 3 September 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai pertarungan memperebutkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, publik menilai hubungan Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa merenggang. Bahkan desas-desus mengatakan, keduanya sudah tak lagi saling bicara. Namun ternyata semua penilaian itu salah.

Dalam sebuah kisah versi Zulkifli ternyata seorang Hatta Rajasa adalah tokoh sentral yang mendudukan dirinya sebagai Ketua Umum PAN. Selama ini, memang masih ada yang dirahasiakan oleh Zulkifli mengapa rencana suksesi itu berubah menjadi sebuah kompetisi terbuka. Hanya saja, Zulkifli menegaskan, hubungannya dengan Hatta Rajasa selalu baik. Layaknya kakak-beradik. Dan tidak banyak orang tahu soal itu. 

Kepada dua jurnalis Helmi Firdaus dan Hafizd Mukti Ahmad dari CNN Indonesia, Zul blak-blakan. Bercerita mulai dari kontestasinya dengan Hatta di perebutan kursi ketua umum PAN, hingga hubungan personal. Berikut wawancaranya:

Seperti apa hubungan anda dengan Hatta Rajasa?
Baik saja. Bahkan sangat baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, anda bilang, Hatta Rajasa yang meminta jadi Ketua Umum PAN. Sebuah regenerasi yang sudah disiapkan. Tapi lantas berbalik bersaing memperebutkan posisi ketua umum PAN, bagaimana ceritanya?
 Ya itu ada ceritanya. Nanti saja itu lain waktu. Yah, lain waktu saja.

Sedikit saja petunjuk soal itu?
Pokoknya ada anu lah. Pasti ada sebabnya. Itu nanti sebabnya ditanyakan ke Pak Hatta langsung.

Kapan terakhir ketemu dengan Hatta?
Dua hari, oh, tiga hari yang lalu.

Di mana?
Di rumah. Kan kita ketemu rutin. Kadang kita golf sama-sama. Tiap minggu saya ketemu Pak Hatta.

Apa perbincangan kalau bertemu Hatta?
Ya perbincangan kakak beradik lah. Saya sama Pak Hatta kan sudah seperti kakak beradik. Orang-orang enggak tahu saja. Tidak ada yang bisa memisahkan saya dengan Pak Hatta. Enggak ada.

Tapi yang tampak di publik kan hubungan anda dengan Hatta merenggang?
Enggak, kami enggak merenggang. Kami main golf sama-sama.

Tapi kan persaingan anda dengan Hatta kan cukup keras juga untuk ketua PAN?
Ya namanya koran, media. Kalau media kan senangnya begitu. Itu lah hebatnya PAN, itu kan. Kalau kami tidak dramatisir kapan kami masuk beritanya. Duit enggak punya PAN, televisi enggak punya. Ya kita harus bisa main drama lah sedikit. Ini saya cerita nih.

Kemarin abis bergabung dengan pemerintah, kan kami (Koalisi Merah Putih) kumpul di PKS. Semua pidato. Pak Prabowo (Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra) pidato. Mengeluarkan pantun, "Kalau dapat teman baru, teman lama jangan dilupa." Habis itu saya kan. Pak Ical (Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar Kongres Bali) dulu, Pak Mohamad Sohibul Iman (Presiden PKS), terus saya. Saya bilang, PAN ini duit enggak banyak, televisi enggak punya kaya Pak Ical.

Kami baru bikin heboh masuk televisi tiga hari saja sudah dapat pantun. Itulah PAN. Kami modelnya gagasan, itu. Tapi saya dengan Pak Hatta dekat sekali. Sekarang Pak Hatta lagi santai-santai, gitu.

Hatta dan anda kariernya mirip-mirip?
Pak Hatta dulu ketua departemen, saya ketua departemen. Habis itu Pak Hatta sekjen, saya jadi sekjen. Pak Hatta juga yang minta itu. Habis itu Pak Hatta jadi ketua fraksi, saya ketua fraksi. Habis itu Pak Hatta jadi menteri, saya jadi menteri. Gitu.

Nah itu, tapi enggak ada nama Hatta di kepengurusan PAN?
Sekarang jadi satu sudah.

Kenapa Hatta tak dimasukan MPP?
Oh itu nanti, ada dewan pakar.

Kesamaan lain dengan Hatta kan besan politik. Hatta dengan SBY, bapak dengan Pak Amien. Bapak melihatnya bagaimana?
Itu jodoh saja, enggak bisa dibuat-buat.

Tapi ini kan terjadi lumrah di banyak negara?
Enggak. Ini jodoh saja, takdir dari Allah.

Bapak melihat ini sebagai modal?
Itu jangan dibawa-bawa begitu. Pokoknya itu sudah takdir saja, jodoh. Perkawinan itu kan jodoh, takdir Allah. Enggak ada untung rugi.

Hatta kan jadi calon wapres, apa bapak akan begitu?
Enggak, enggak begitu. Kalau itu enggak lah. Jangan disambung-sambung begitu. Enggak lah. Saya jadi Ketua MPR saja saya enggak pernah mimpi. Udah terlalu tinggi. Iya terlalu tinggi. Buat saya ini sudah ketinggian. Wapres ketinggian.

Apa yang membuat Hatta jadi dekat, best friend begitu?
Iya best friend. Ya karena perjuangannya sama, cita-citanya sama. Gurunya sama, Bang Iman.

(hel/hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER