Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon tidak mempersoalkan jika jajaran kolega partainya yang berada di barisan Koalisi Merah Putih mulai hijrah haluan memberikan dukungan terhadap pemerintah.
Setelah Partai Amanat Nasional mengukuhkan sikap dukungannya terhadap pemerintah, giliran Partai Keadilan Sejahtera yang menjadi sorotan publik pasca pimpinannya bertandang Istana.
Belakangan, Partai Golongan Karya yang saat ini masih dirundung dualisme kepemimpinan disebut-sebut mulai menunjukkan gelagat latah turut merapatkan dukungan kepada pemerintahan Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli Zon mengaku tak mau mempersoalkan itu. Bagaimanapun, kata Fadli, partai besutan Prabowo Subianto yang telah melambungkan namanya di kancah perpolitikan Indonesia tetap setia berdiri di luar pemerintahan.
"Setiap partai politik punya hak menentukan sikap politik. Kalau kami sejak awal sudah sampaikan bahwa Gerindra pasti berada di luar pemeritahan," ujar Fadli di Gedung DPR, kemarin.
Meski demikian, pelaksana tugas Ketua DPR itu tak menampik jika nantinya partai politik di KMP menciut, pengawasan terhadap pemerintahan pun bakal berkurang.
"Tentu akan lebih sedikit yang mengawasi kalau memang itu terjadi. Tapi kan ini masih wacana, belum menjadi sikap resmi. Yang paling penting nasib demokrasi kita ke depan perlu dijaga," kata Fadli.
Guna membahas kepastian sikap koalisi, Fadli pun memastikan KMP akan berembuk untuk menjajaki komunikasi antarpartai dalam waktu dekat. "Kemungkinan awal pekan depan," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menepis kunjungan partainya ke Istana sebagai bentuk isyarat perpindahan koalisi untuk masuk ke lingkaran pemerintah. Kunjungan partainya ke Istana diklaim tidak lebih dari bentuk silatirahmi.
Kalaupun Golkar punya niatan bergabung dengan pemerintah, kata Hidayat, PKS tidak punya hak untuk cawe-cawe mencampuri kebijakan poltik partai lain.
"Kami tetap di luar pemerintah. Kami masih berada di KMP sekalipun berdua dengan Gerindra. Kalau disebut semua parpol datang ke Pak Jokowi, bukan berarti keluar dari KMP," ujar Hidayat.
(meg)