Ade Komarudin dan Setya Novanto Potensial Pimpin Golkar

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 20:30 WIB
Menurut banyak pihak terdapat dua nama yang dianggapnya potensial untuk maju memimpin Golkar, yakni Ade Komarudin dan Setya Novanto.
Ketua DPR yang terpilih Ade Komarudin memberikan keterangan sebelum Sidang Paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 11 Januari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol Melki Laka Lena mengatakan jelang gelaran Musyawarah Nasional (Munas) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), sejumlah nama mulai muncul untuk menakhodai partai beringin. Namun, terdapat dua nama yang dianggapnya potensial untuk maju memimpin Golkar, yakni Ade Komarudin dan Setya Novanto.

"Harus diakui ada dua nama yang sudah bergerak selama ini lebih menonjol, yaitu Ade Komarudin dan Setya Novanto," kata Melki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/1).

Melky berpendapat kedua nama tersebut memiliki rekam jejak, jaringan dan mencuri perhatian publik. Dia juga melihat keduanya telah menggalang dukungan dari kedua kubu untuk maju memimpin Golkar.

Bagi Melky, saat ini Golkar membutuhkan sosok yang dapat menyatukan berbagai kelompok di internal partai, termasuk kedua kubu yang berpolemik. "Ade Komarudin dan Setya Novanto atau siapapun yang nantinya dipilih dalam Munas mendatang harus jadi solidarity maker semua kekuatan dan eksponen Golkar," ujar Melky.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, menurut Melky bakal Ketua Umum Partai Golkar harus dapat menjadikan partai sebagai rumah bersama seluruh pengurus, kader, dan simpatisan di seluruh Indonesia. Selain itu, setiap keputusan dan kebijakan harus diputuskan secara kolektif.

"Tidak boleh lagi Ketua Umum DPP Partai Golkar terpilih misalnya Ade Komarudin atau Setya Novanto menjadi pemilik dan penentu tunggal kebijakan partai bersama kelompoknya.

Selain Ade Komarudin dan Setya Novanto, Melki mengatakan nama-nama lain yang mulai beredar hingga hari ini diantaranya Agus Gumiwang Kartasamita, Idrus Marham, Zainudin Amali, Nurdin Halid, Aziz Syamsudin, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar Sudarsa, Indra Bambang Utoyo, Gusti Iskandar dan Mahyudin.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin saat dikonfirmasi mengatakan saat ini tidak tepat membicarakan pencalonan ketua umum. Menurutnya, hal terpenting adalah fokus membuat Golkar utuh bersatu kembali.

"Jadi soal itu urusan gampang, yang penting semua elemen Partai Golkar agar punya komitmen bersatu kembali," kata Ade di Gedung DPR, Jakarta.

Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Riau Aburizal Bakrie ‎(Ical) menyebut ada dua kriteria untuk menjabat sebagai posisi tertinggi di partainya. Pertama, harus mampu melihat dan mengerti masalah perpolitikan di Indonesia.

Kemampuan itu nantinya yang membawa partai beringin dapat menyelesaikan masalah-masalah politis. Sedangkan, yang kedua diterima pemilik suara. "Dia juga dapat diterima seluruh pemegang hak suara,"‎ ujar Ical di Gedung Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (25/1).

Adapun pemegang hak suara di Partai Golkar adalah para Ketua Dewan Pimpinan Daerah I, Dewan Pimpinan Daerah II, Dewan Pimpinan Pusat, dan organisasi sayap. Dengan demikian pemilik suara dalam pemilihan ketua umum di forum Munas berjumlah 549 suara.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan, kader yang mau mencalonkan diri sebagai ketua umum harus memenuhi penilaian prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT). Selain itu, juga memiliki popularitas dan pengalaman perpolitikan yang cukup. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER