Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum sepakat untuk mengusungnya pada pilkada tahun 2017. Ia mengklaim, dukungan baru muncul dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Menurut Ahok, mekanisme internal PDIP akan membulatkan dukungan untuknya. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto disebutnya akan mengurus hal itu di tingkat dewan pimpinan pusat.
"Ibu Mega secara pribadi dari dulu mau dukung, tapi secara partai ada prosedur macam-macam. Teknisnya bagaimana, saya kira Mas Hasto yang akan mengatur," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (18/8).
Ahok berkata, dukungan Megawati tidak berarti PDIP akan mengusungnya pada Pilkada DKI Jakarta tahun depan. Ia menyebut Megawati merupakan pemimpin partai yang sangat mementingkan mekanisme internal partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan bupati Belitung Timur itu tidak memaparkan prosedur apa yang harus dilaluinya untuk mendapatkan dukungan dari PDIP. Namun ia mengklaim tidak perlu lagi mendaftar ke partai berlambang kepala banteng itu.
Kemarin, setelah bertemu Megawati di kantor DPP PDIP, Ahok menyatakan telah mendapatkan dukungan untuk maju menjadi calon gubernur Jakarta.
Bu Mega (bilang) aku tidak perlu
fit and proper test dan tidak perlu mendaftar karena aku sudah pernah terdaftar di tahun 2012. Itu Bu Mega yang
ngomong," kata Ahok.
Sementara itu, pekan ini muncul sebuah video berjudul di Youtube. Pada rekaman audio visual itu terlihat beberapa kader DPD PDIP DKI menyanyikan yel-yel yang menyebut Ahok pasti tumbang.
Para kader PDIP itu mengenakan atribut berwarna merah khas PDIP. Mereka yang tampak pada video itu adalah Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Plt Ketua DPD PDIP Bambang DH dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDIP DKI Gembong Warsono.
Ahok enggan menanggapi video itu secara serius. "Orang partai kan biasa saja menyanyi lagu. Lumayan juga lagunya, aku dengar enak juga. Seperti pantun gitu ya," tutur Ahok.
(abm)