Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai aksi sejumlah kader partainya yang menyanyikan lagu 'Ahok Tumbang' sebagai hal biasa. Menurut dia, itu bagian dari dinamika partai.
Hasto menganggap suara penolakan itu sah selama belum ada keputusan resmi yang dikeluarkan partai. PDI Perjuangan juga tidak akan mengenakan sanksi apapun kepada kader-kader tersebut.
"Tidak (disanksi). Tapi setelah keputusan diambil, ada keluarga yang tidak patuh, disiplin baru akan ditegakkan. Sebaliknya, selama keputusan belum diambil, ada proses dialektika, aspirasi yang masuk, tentu kami harus perhatikan," kata Hasto di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (18/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah video yang memuat yel-yel 'Ahok Tumbang' menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat para kader PDI Perjuangan dengan mengenakan atribut lengkap partai berwarna merah, meneriakkan 'Ahok Pasti Tumbang'.
Di antara kader PDI Perjuangan itu diketahui terdapat Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPD PDI Perjuangan Jakarta Bambang DH, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Dewan Perwakilan Daerah PDI Perjuangan Jakarta Gembong Warsono.
Mereka bernyanyi secara kompak meneriakkan lagu 'Ahok Pasti Tumbang' dengan tangan mengepal penuh semangat.
Penolakan itu sangat bertolak belakang dengan sikap sejumlah kader PDI Perjuangan lain yang lebih mendukung Ahok. Terbaru, dukungan datang dari politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.
Hasto tidak melihat perbedaan sikap kadernya sebagai sebuah perpecahan di internal partai. Sebaliknya, hal tersebut menurut Hasto berguna sebagai proses pembelajaran politik bagi para kader.
Meski demikian, Hasto menegaskan PDI Perjuangan merupakan partai yang taat pada asas dan mekanisme partai. Ia yakin seluruh kader akan mengikuti keputusan yang nantinya diambil partai, termasuk bakal calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Itu bagian dari dinamika yang semakin memperkuat jati diri PDIP, bahwa sekali keputusan diambil, kedisiplinan dari seluruh anggota akan menjalankan keputusan partai tersebut," kata Hasto.
Ahok puji PDIPSecara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Balai Kota DKI Jakarta mengklaim dia akan mempertontonkan demokrasi dan Bhinneka Tunggal Ika pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ahok berpendapat, Pilkada Jakarta 2017 adalah pembuktian kematangan demokrasi di Indonesia. Apakah ras, agama, dan warna kulit masih menjadi pertimbangan, ujar Ahok, atau apakah masyarakat sudah mempertimbangkan rekam jejak dan program dalam menentukan pilihan.
"Ini (Pilkada Jakarta) satu tontonan menarik. Bisa saja sebelum 80 tahun, negara kita sudah mampu seperti ini (tak memandang golongan dalam menentukan pilihan). Ini cita-cita partai ideologis nasionalis sebenarnya," kata Ahok.
Dia menilai, PDIP mengedukasi masyarakat untuk memilih semua orang dari suku, agama, dan ras manapun untuk berhak menduduki jabatan apapun di negara ini.
"Itu cita-cita Partai Nasional Indonesia (PNI), dari Bung Karno sampai ke PDIP. Ideologi yang sama selalu dipegang terus," kata Ahok.
(wis/agk)