Bogor, CNN Indonesia -- Poros Cikeas menepati ucapannya untuk memunculkan kandidat gubernur yang mengejutkan sebagai lawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Calon itu tak lain adalah sang putra mahkota Susilo Bambang Yudhoyono: Mayor Inf. Agus Harimurti Yudhoyono.
Nama Agus resmi dimajukan setelah pembahasan panjang selama dua hari penuh di kediaman Ketua Umum Demokrat SBY di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembahasan melibatkan empat partai yang tergabung dalam Poros Cikeas, yakni Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Agus dipasangkan dengan Sylviana Murni, birokrat karier Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sebelumnya diincar Sandiaga Uno –calon Gerindra. Keduanya diharapkan Poros Cikeas bisa menjadi kuda hitam yang mengobrak-abrik elektabilitas Ahok selaku petahana yang selama ini belum tertandingi di berbagai survei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, nama Agus justru bukan dimunculkan oleh Demokrat, tapi oleh tiga partai lain dalam Poros Cikeas, yaitu PAN, PKB, dan PPP. Ketiga partai itu, menurut Hinca, bersuara bulat untuk mengusung Agus, pria 38 tahun yang selama ini meniti karier militernya dengan gemilang.
“Tiga partai itu saja,” kata Hinca tanpa mau menyebut spesifik siapa individu yang menaruh nama Agus di meja Poros Cikeas.
Menurut Hinca, nama Agus baru masuk ke Cikeas dua hari lalu. Sebelum itu, kata dia, nama Agus bahkan tak masuk radar Poros Cikeas.
Saat PAN, PKB, dan PPP menyorongkan nama Agus, ujar Hinca, Demokrat kaget. Ia mengatakan, Demokrat sama sekali tak membayangkan untuk mencalonkan Agus. Terlebih, Agus ialah perwira TNI AD terbaik yang kariernya saat ini tengah menanjak.
Melepas masa depan cerah di militer untuk terjun ke dunia poitik secara mendadak, bukan perkara biasa. Seorang sumber mengatakan, ibunda Agus, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono, sempat tak sepakat dengan gagasan pencalonan Agus.
Namun setelah melalui pembicaraan panjang, Agus akhirnya bersedia melepas karier militernya untuk memimpin Jakarta.
Tak pelak, Agus terpilih sebagai kandidat gubernur dari Poros Koalisi saat
injury time. Ia kini harus mengundurkan diri dari dinas ketentaraan.
Kesediaan Agus untuk maju langsung melibas delapan nama lain yang sebelumnya ikut penjaringan calon gubernur Partai Demokrat.
Selain itu, kata Hinca, dari delapan nama yang ikut penjaringan, beberapa di antaranya pada akhirnya tidak mencapai kesepakatan utuh dengan seluruh anggota Poros Cikeas.
Demokrat yang hanya memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta memang wajib berkoalisi dengan partai lain untuk memajukan calon.
Setelah nama Agus muncul, barulah semua anggota Poros Cikeas seia sekata. Mereka menganggap Agus paling berpotensi. Pengalamannya sebagai perwira TNI dikombinasi dengan ketegasan dan kompetensi yang ia miliki, diharapkan dapat menandingi Ahok.
“Agus memang mutiara. Selalu menonjol dalam pendidikan militer, di domestik maupun internasional. Sosoknya santun, cerdas, bersih, dan
good-looking,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.
Gabungan sosok tentara disiplin, cerdas, bersih, dengan
good-looking dalam diri Agus itulah yang kini menjadi sandaran Poros Cikeas.
Poros Cikeas yakin: Ahok telah menemukan lawan sebanding.
(agk)