ANALISIS

Membidik Suara Ibu Kota dari Timur Jakarta

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 07:21 WIB
Pasangan Anies-Sandiaga punya perhatian lebih pada wilayah Jakarta Timur. Kawasan ini punya jumlah pemilih tertinggi yang potensial untuk digarap.
Salah satu jalan utama di Jakarta Timur. Wilayah ini jadi incaran dalam pilkada karena punya jumlah pemilih tertinggi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di antara lima wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Jakarta Timur juga menjadi wilayah terluas di Jakarta

Data Pemerintah Kota Jakarta Timur menunjukan, wilayah itu memiliki luas 187,75 kilometer persegi atau 28,7 persen dari luas keseluruhan Provinsi DKI Jakarta. Total terdapat 10 kecamatan dan 65 kelurahan di sana.

Sedangkan, data Suku Dinas Kependudukan Jakarta Timur hingga September 2014 menunjukan, jumlah penduduk wilayah itu mencapai 2.738.033 jiwa dengan tingkat kepadatan cukup tinggi yakni 14.562 jiwa/kilometer persegi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai wilayah terluas dan jumlah penduduk terbanyak, Jakarta Timur memiliki potensi sebagai incaran 'lumbung suara' bagi para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017. Salah satunya adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, Anies dan Sandi terbilang rajin menyambangi Jakarta Timur pascapendaftaran bakal pasangan calon di KPU DKI Jakarta akhir September lalu. Hingga masa penetapan pasangan calon, Anies-Sandi telah mengunjungi Jakarta Timur sebanyak 11 kali secara bergantian.

Kunjungan ini lebih banyak dibandingkan dengan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang tercatat hanya tiga kali selama proses sosialisasi.

Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandiaga, Syarief pun mengakui banyaknya kunjungan ke Jakarta Timur, lantaran permintaan yang tinggi akan kedatangan pasangan calon yang diusung Gerindra dan PKS itu di sana.

"Itu permintaan warga, memang kebanyakan dari timur. Kalo Sandiaga lebih banyak di barat dan utara," kata Syarief di sela mendampingi kunjungan Anies di Cakung, Jumat (14/10).

Dari sekian undangan dan permintaan warga, Syarief menyebutkan, Anies banyak mendapat undangan dari tokoh pendidikan, pimpinan pesantren, maupun kelompok pengajian.

Pernyataan Syarief memang terbukti. Dalam kunjungannya ke Jakarta Timur, Anies-Sandiaga tercatat pernah bersilaturahmi dengan pengurus Badan Kontak Majelis Taklim Jakarta di Cakung, menghadiri acara Gebyar Muharam ibu-ibu se-Matraman, hingga beberapa kali salat jumat sekaligus menemui pemuka agama setempat.

Meski demikian, Anies membantah jika ia hanya berkonsentrasi untuk sosialisasi di wilayah Jakarta Timur. Saat itu menurutnya, telah ada pembagian tugas dengan Sandiaga untuk mengunjungi wilayah di Jakarta. Sehingga tidak ada fokus ke satu wilayah tertentu.

"Tentu di sini (warga Jakarta Timur) banyak, tapi kami adil kok," kata Anies di sela kunjungannya ke Cakung.
Jika menilik sejarah Pemilihan Presiden 2014, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang mutlak di sembilan dari 10 kecamatan atas Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Kala itu, Prabowo-Hatta meraih 827.959 suara sedangkan Jokowi-JK mendapatkan 716.736 suara. Suara itu didapat dari 1.560.111 orang dengan 2.068.212 pemilih yang terdaftar pada daftar pemilih tetap (DPT).

Sementara, saat ini, berdasarkan data analisis rekapitulasi Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) di Pilkada 2017 yang dilansir KPU, wilayah Jakarta Timur memiliki jumlah pemilih potensial sebesar 2.107.134, dengan pemilih pemula sebanyak 111.825, pemilih pria 1.047.743 dan pemilih wanita 1.059.391.

Jumlah itu merupakan yang tertinggi di Jakarta. Posisi kedua ditempati Jakarta Barat dengan 1.682.822 dan posisi ketiga diduduki Jakarta Selatan dengan 1.576.295. Total keseluruhan data DP4 KPU, jumlah pemilih di DKI Jakarta sebanyak 7.439.149.

Selain karena jumlah penduduknya yang paling besar di DKI, Jakarta Timur juga pernah merasakan penggusuran di era pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat.

Tercatat, ada tiga kali penggusuran di Jakarta Timur, yakni Kampung Pulo, Bidaracina dan Pulomas. Penggusuran Kampung Pulo menjadi yang paling menyita perhatian publik. Di sana, aparat mendapat perlawanan sengit dari warga yang tidak rela rumahnya digusur untuk normalisasi sungai Ciliwung.
Memang, Ahok pernah merasakan kemenangan di Jakarta Timur saat Pilkada 2012 ketika berpasangan dengan Jokowi kala itu. Jokowi-Ahok mampu mendulang 695.220 atau 53,21 persen dari total 1.306.586 suara yang sah di tujuh kecamatan.

Namun, dengan dinamika dan kondisi saat ini, Ahok-Djarot perlu waspada untuk menjaga suaranya di Jakarta Timur. Apalagi, Anies-Sandiaga telah bergerilya secara masif di wilayah ini. Belum lagi ancaman dari suara Agus-Sylviana.

Walaupun tak seperti Jakarta Utara yang memiliki banyak isu sensitif seperti penggusuran dan reklamasi, Jakarta Timur bisa jadi menjadi 'perhitungan' pertama bagi tiga pasangan calon untuk meraup sebanyak-banyaknya suara dari wilayah ini.

Baik Agus, Ahok dan Anies harus mampu bertarung dengan segala visi-misi dan juga program yang tidak hanya menarik, tetapi mampu meraih suara warga Jakarta Timur.

Meski menurut pernyataan legendaris Soekarno yakni, jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah), ketiga pasangan calon ini juga tidak perlu larut dalam kenangan atau apa yang telah mereka lakukan selama ini di Jakarta Timur agar dapat 'mengendalikan' suara di wilayah terbesar ini.

Soekarno pun dalam bukunya Di Bawah Bendera Revolusi telah mengingatkan kepada Bangsa Indonesia agar tetap menatap masa yang akan datang.

"Membanggakan jasa yang dulu dengan tidak menginsyafi tuntutan masa yang akan datang, adalah permulaan menjadi beku," ujar Soekarno dalam bukunya. (sur/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER