Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Xiaomi, yang resmi masuk pasar Indonesia, percaya bahwa jalur online sangat efektif dalam hal pemasaran dan penjualan. Strategi itu justru menjadi hal yang membedakan Xiaomi dengan kompetitornya.
Sejak pertama kali meluncurkan ponsel pintarnya pada Agustus 2011, Xiaomi sukses menarik perhatian pengguna internet yang terkena ‘rayuan’ pemasaran mereka di media sosial.
Pendiri Xiaomi Bin Lin mengatakan, media sosial dapat menyebarkan informasi dengan cepat dan murah. “Hampir semua orang menggunakan media sosial, inilah peluang yang kami lihat sebagai sarana promosi,” ujar Lin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai, media sosial sangat tepat sebagai sarana interaksi yang baik bagi produsen dan konsumen. Xiaomi selama ini mendengar keinginan konsumen melalui media sosial.
Dari media sosial pula, mereka sukses menggaet komunitas pecinta produk Xiaomi. Komunitas inilah yang secara tak langsung menjadi orang yang turut memasarkan produk Xiaomi, sehingga merek tersebut dikenal dengan cepat.
Dari sisi penjualan, Xiaomi pun masih setia di jalur online. Mereka bermitra dengan situs belanja online Lazada untuk berjualan. Sementara untuk urusan distribusi dan layanan purnajual, Xiaomi bekerja sama dengan Trikomsel Oke dan Erajaya Group.
Ponsel pertama Xiaomi yang masuk pasar Indonesia adalah Redmi 1S, dibanderol seharga Rp 1,5 juta. Ia sudah bisa dipesan mulai hari ini dan penjualan perdananya akan digelar pada 4 September mendatang.
Tanpa toko fisik, Lin optimis penjualan Xiaomi akan meraih sukses di Indonesia. Sayangnya, Lin enggan mengungkap target penjualan mereka di Indonesia.