Jakarta, CNN Indonesia -- Mencari konten bajakan memang lebih mudah lewat media internet, ditambah lagi dengan hadirnya mesin pencari Google. Berbagai konten bisa dengan mudah didapat.
Kemudahan itu sudah pasti tidak menyenangkan semua pihak. Robert Thomson, Chief Executive dari News Corp misalnya. Ia mengganggap Google seperti wadah untuk mendapatkan berbagai konten bajakan.
Hal ini sudah disadari sejak lama. Mulai 2012 para pemegang hak cipta film, tayangan televisi, musik, game dan konten lainnya mendesak Google untuk menghalau pencarian kontel ilegal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua tahun berselang, tuntutan tersebut akhirnya dituntaskan Google. Mulai saat ini algoritma sistem pencarian mesin Google akan diubah untuk tidak lagi menampilkan konten ilegal, terutama dari situs penyedia bajakan seperti Pirate Bay, Torrentz.eu, Isohunt, dan lainnya.
Sebagai gantinya, Google akan mengganti hasil pencarian kata kunci seperti;
download, free, dan
watch, dengan iklan yang dikaitkan ke situs resmi penyedia konten.
Keputusan Google langsung disambut baik oleh industri, dan hal ini diyakini dapat menekan distribusi konten ilegal secara signifikan sekaligus memperbaiki citra Google, seperti dikutip dari
Business Insider, Rabu (29/10).
Keputusan Google untuk ‘menghapus’ situs-situs penyedia konten bajakan diprediksi akan berdampak besar. Menurut analisa SearchMetrics, trafik sejumlah situs penyedia konten ilegal meningkat hingga 98 persen karena muncul di mesin pencari Google. Dan sebaliknya, akan turun drastis jika peringkatnya diturunkan oleh Google.