Jakarta, CNN Indonesia -- Peretas menyerang sistem prakiraan cuaca Amerika Serikat pada bulan Oktober lalu dan menyebabkan gangguan pada satelit di negara itu dan sejumlah layanan penting, termasuk penerbangan dan perkiraan bencana alam.
Peretasan ini dikonfirmasi oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), badan yang memantau samudera dan atmosfer di AS. Untuk memblokir peretas, pemerintah terpaksa menutup sejumlah layanan.
Karena peretasan ini, para peneliti atmosfer dan lingkungan di Lexington, Massachusetts, tidak dapat mengirimkan laporan tentang pola cuaca, termasuk soal perkiraan turun salju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menutup sepenuhnya. Itu salah satu sumber kami data," kata David Robinson, peneliti iklim dari Universitas Rutgers, seperti dikutip dari
CNN.Peretasan ini menjelaskan mengapa data satelit AS terputus secara misterius pada Oktober lalu dan menjawab sejumlah layanan situs web layanan publik yang mati. Kala itu, pemerintah AS mengatakan situs web yang tidak bisa diakses itu sedang dilakukan pemeliharaan rutin.
Kendati demikian, juru bicara NOAA Scott Smullen, menegaskan bahwa serangan ini tidak mencegah pihaknya untuk memberikan prakiraan cuaca untuk publik.
Belakangan ini sistem penting Amerika Serikat menjadi target serangan peretas. Sebelumnya, sistem komputer Gedung Putih sempat diserang peretas.
Pejabat NOAA menolak berkomentar asal serangan tersebut, namun diduga hal ini dilakukan oleh tiga peretas.