Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti dari University of Massachusetts, Amerika Serikat, menemukan solusi membuat bahan anti peluru yang lebih ringan dan kuat. Para peneliti menggunakan material bernama Grafina yang dikembangkan dalam uji laboratorium sejak 2003 silam.
Dalam penelitiannya, sebanyak 10 lapisan material Grafina diuji untuk menjadi sasaran tembak sebuah peluru mikro dengan kecepatan 3.000 meter per detik atau tiga kali lebih cepat dari senapan normal.
Peneliti membandingkan energi kinetik dari peluru sebelum dan setelah menembus lembaran Grafina sehingga dapat terlihat seberapa besar daya redam material ini ketika dihantam peluru mikro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah peluru ditembakan dan tepat mengenai material ini, terlihat kandungan ini dapat menahan peluru yang ditembakan di atasnya.
Hasil uji coba menunjukan bahwa material ini memiliki kemampuan dan daya redam yang luar biasa dengan elastisitasnya.
Grafina bisa menyerap kekuatan dua kali lebih banyak daripada anti peluru biasa bahkan hingga 10 kali lebih kuat dari baja normal.
Dengan hasil ini, peneliti berharap material Grafina dapat dijadikan sebagai bahan pelapis anti peluru yang sangat dapat diandalkan.
Grafina adalah sebuah material yang terdiri atas atom dengan konfigurasi dan bentuk yang mendatar. Grafina juga merupakan material yang sangat ringan. Satu lembar meter persegi Grafina beratnya hanya 0,77 miligram, 100 kali lebih ringan dari baja dan memiliki kekuatan yang jauh lebih baik.
Selain itu, Grafina juga dapat menahan suhu panas dan aliran listrik dengan tegangan yang tinggi.
Grafina pertama kali diproduksi oleh Konstantin Novoselov dan Andre Geim di Manchester University, Inggris, pada tahun 2003. Atas penemuan material ini, kedua ilmuwan mendapatkan penghargaan Nobel Fisika pada 2010.