Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tanpa awak atau populer disebut drone semakin dilirik oleh konsumen, dan bukan lagi digunakan untuk operasi militer. Drone makin populer untuk sekadar hobi hingga memotret foto yang indah.
Popularitas drone ini akan turut menumbuhkan nilai pasarnya. Consumer Electronics Association (CEA) di Amerika Serikat, yang merupakan organisasi industri dari 2.000 perusahaan teknologi, memperkirakan nilai pasar global drone tumbuh jadi US$ 1 miliar atau Rp 12,6 triliun di tahun 2018.
Di tahun 2015 ini, CEA memproyeksi nilai pasar drone sebesar US$ 130 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun dengan 425.000 unit yang terjual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perhelatan Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, AS, awal Januari ini, pakar ekonomi CEA Shawn DuBravac mengatakan, di tahun 2015 ini kemungkinan akan ada peluncuran 100 drone baru yang beragam.
Popularitas drone di kalangan konsumen yang membelinya sebagai mainan telah mendorong regulator penerbangan mengatur lalu lintas benda yang terbang di ketinggian rendah.
Di Amerika, Federal Aviation Administration (FAA) sedang mempertimbangkan untuk membatasi penggunaan drone komersial.
Produsen kamera mini GoPro dilaporkan akan melebarkan sayap bisnisnya dengan membuat drone pada akhir tahun 2015, menurut laporan
The Wall Street Journal. Langkah ini akan membawa GoPro bersaing dengan produsen drone lain seperti DJI dan Parrot.
Rencana GoPro ini tentu memaksa para pembuat drone mengubah strategi dan desain produk di masa depan. Karena, selama ini produsen drone mendukung penempatan kamera GoPro di produk mereka.
(adt)