Jakarta, CNN Indonesia -- XL Axiata yang pada Maret 2014 lalu resmi mengakuisisi Axis Telekom Indonesia, menyatakan bakal mempertahankan merek dagang layanan seluler Axis. Sementara itu, layanan Axis diintegrasikan dengan jaringan dan infrastruktur XL.
"Merek Axis akan tetap ada. Kemungkinan besar merek tidak di-merge," ujar Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL Axiata dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (7/1).
Pada akhir 2014 lalu, perusahaan telah menyelesaikan integrasi sistem di balik layar Axis dengan sistem XL. Sistem itu termasuk layanan, infrastruktur, pembayaran, tagihan, promosi, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
XL sejauh ini masih menjual kartu perdana dan menjalankan layanan Axis di kota-kota yang sejak awal jadi basis kuat ppelanggan Axis, antara lain di Sumatera dan Jawa.
Di daerah yang menjadi basis pelanggan Axis, XL akan mempromosikan merek dan layanan Axis lebih gencar dibandingkan daerah lain.
XL harus merogoh kocel US$ 865 juta untuk mengakuisisi Axis. XL mendapat pinjaman dari induk perusahaannya, Axiata asal Malaysia, sebesar 500 juta dollar AS. Sisanya diperoleh dari pinjaman tiga lembaga keuangan, yakni UOB, Bank of Tokyo-Mitsubishi, dan Bank DBS.
XL mengantongi sumber daya frekuensi lebih banyak setelah mengakuisisi Axis. Sekarang, XL memiliki sumber daya frekuensi seluas 15 MHz di spektrum 2.100 MHz, lalu 22,5 MHz di spektrum 1.800 MHz, dan 7,5 MHz di 900 MHz.
Saat ini, spektrum 900 MHz dimanfaatkan untuk menggelar jaringan 4G LTE. Perusahaan berharap pemerintah membuka akses pemanfaatan teknologi netral di 1.800 MHz untuk memperkuat layanan 4G LTE.
(eno/eno)