Jakarta, CNN Indonesia -- Perangkat ponsel pintar dan tablet disebut menjadi pihak 'bersalah' atas gangguan tidur, postur tubuh, dan kini memicu penuaan. Mengapa demikian?
Para ahli dermatologis mengatakan bahwa aktivitas memainkan
gadget biasanya membuat leher menunduk dalam waktu yang lama untuk melihat ke arah layar.
Dr Christopher Rowland Payne, Konsultan Dermatologis di The London Clinic, mengatakan, hal ini dapat memicu kulit kendur, menurunkan rahang, dan menciptakan lipatan secara jelas di atas tulang selangka (
clavicula).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut dijuluki sebagai "
tech-neck".
"Masalah keriput dan kendurnya rahang serta leher dulu menimpa usia pertengahan, namun selama 10 tahun terakhir, kondisi '
tech-neck' malah menjadi masalah pada generasi perempuan lebih muda," ujar Payne kepada The Telegraph.
"
Tech-neck" ditemukan kebanyakan pada usia 18 sampai 39 tahun yang rata-rata memiliki tiga perangkat digital dan menatap layar hingga 150 kali dalam sehari.
Tatapan ke bawah yang konstan juga berkontribusi membuat lipatan di sekitar area dagu dan leher, menurut para ahli kulit.
Menurut Payne, kulit leher terkena sinar matahari setiap hari karena kerah baju yang cenderung rendah, khususnya bagi para perempuan. Sayangnya, kebanyakan orang lebih melindungi muka dari sinar matahari ketimbang leher.
"Itu adalah kabar buruk untuk kulit leher yang halus lalu sinar matahari semakin membuatnya tipis. Kulit halus lebih cepat keriput dan lemak pada leher bisa langsung melorot," jelas Payne.
Pada kulit, molekul gula yang bernama glycans bertanggung jawab memberi tahu tubuh untuk memproduksi kolagen yang membuat kulit kenyal dan halus.
Namun, semakin bertambahnya usia, glycans berhenti bekerja secara efisien dan produksi kolagen berkurang --hal ini mengarah kepada hilangnya elastisitas kulit, kemudian kendur dan mengkerut.
(adt/eno)