Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), tengah mencari sejumlah orang yang mau dibayar sebesar US$ 18 ribu atau sekitar Rp 225 juta untuk tidur selama 70 hari.
NASA akan melakukan sebuah eskperimen untuk tujuan menstimulasi perjalanan waktu panjang di ruang angkasa saat tubuh manusia mengalami stagnansi pertumbuhan (atrophia).
Dari uji coba itu, para ilmuwan NASA bakal mengetahui jenis otot yang hilang ketika manusia sedang tidak menjalankan aktivitas dalam jangka waktu yang lama --hal serupa nanti akan dialami oleh astronaut pada ruang mikrogravitasi, khususnya perjalanan panjang ke Mars.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilmuwan NASA akan mengujicobanya kepada para relawan yang bersedia berbaring di tempat tidur terus-menerus selama 70 hari tersebut. Mereka diizinkan menghibur diri seperti menonton, bermain game, menyantap makanan, dan lain-lain selama mereka tidak beranjak dari tempat tidur.
Tempat tidur yang disediakan oleh NASA dirancang tidak hanya untuk mengurangi aktivitas otot, tetapi juga untuk mengarahkan cairan tubuh menuju ke bagian atas tubuh dengan memiringkan kepala sebanyak enam derajat.
NASA membutuhkan informasi mengenai tubuh menangani atrophia di ruang angkasa dan bagaimana kondisi tersebut bisa dilewati.
Ilmuwan senior NASA khusus studi ini, Roni Cromwell, mengklaim bahwa eksperimen tersebut juga bisa membantu menentukan cara bagi para astronaut agar tetap sehat di ruang angkasa tanpa tekanan gravitasi dan aktivitas rutin di Bumi.
"Untuk bisa melakukan uji coba ide baru di Bumi sama saja menghemat waktu penerbangan yang tak ternilai," ujar pengelola proyek Flight Analog NASA, Joe Neigut.
Menyadari ini merupakan 'tantangan' yang tak mudah, baik dari segi fisik maupun mental, NASA rela mengeluarkan dana US$ 18 ribu untuk para relawan yang mau berpartisipasi di uji coba ini.
(adt/eno)