Aplikasi Waze Dinilai Berbahaya untuk Polisi

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 27 Jan 2015 13:27 WIB
Kepolisian Amerika Serikat menekan aplikasi Waze untuk mematikan fitur laporan notifikasi keberadaan polisi karena bisa disalahgunakansebagai alat penguntit.
Kepolisian di Amerika Serikat khawatir aplikasi Waze disalahgunakan untuk mengetahui keberadaan polisi oleh pihak yang berusaha menguntit. (REUTERS/Shannon Stapleton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian di Amerika Serikat sedang menekan Google untuk mematikan fitur laporan notifikasi keberadaan polisi dalam aplikasi Waze. Aplikasi ini dikhawatirkan menjadi alat penguntit keberadaan polisi.

Dari laporan situs teknologi The Verge, polisi lokal di AS yakin bahwa fitur Waze yang memperlihatkan aktivitas para polisi pada peta, berbahaya di masa depan. Menurut mereka, hanya tinggal menunggu waktu aplikasi Waze dijadikan alat kriminal dan berpotensi mengganggu ketahanan hukum di kepolisian.

Salah satu polisi bernama Mike Brown dari wilayah Bedford, Virginia, berargumen mengenai penggunaan Waze yang mampu berbagi informasi keberadaan polisi sehingga memicu tindak penguntitan polisi (police stalker).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waze merupakan aplikasi yang memadukan fitur navigasi GPS dan jejaring sosial untuk perangkat mobile. Aplikasi asal Israel ini telah diakuisisi oleh Google pada Juni 2013.

Peranti lunak ini memang memiliki fitur notifikasi keberadaan polisi. Pengguna juga bisa berbagi informasi terkait kemacetan, kecelakaan, atau perbaikan jalan, kepada para pengguna lain agar mereka bisa menemukan jalan lancar.

Direktur Eksekutif Fratenal Order of Police, Jim Pasco mengatakan, "saya bisa menemukan ada 100 alasan bahwa Waze berpotensi mengancam keselamatan polisi. Tak ada pengendalian mengenai siapa pengguna Waze. Jika Anda pelaku kriminal dan misalnya ingin merampok bank, bisa saja gunakan Waze."

Sejauh ini, semua argumen yang dilontarkan oleh pihak kepolisian AS masih sebatas hipotesis. Belum ada korelasi antara aplikasi Waze dengan serangan yang menimpa polisi.

Namun, kepala kepolisian Los Angeles Charlie Beck mengungkapkan Waze memiliki andil dalam peristiwa penembakan dua polisi di New York pada 20 Desember lalu.

Pada akun Instagram pelaku penembakan, terlihat ia memperlihatkan screenshot aplikasi Waze serta ancaman kepada polisi.

Tahun lalu, Departemen Transportasi AS mengajukan rancangan UU ke Kongres mengenai pembatasan pada aplikasi navigasi apabila terbukti membahayakan keamanan jalan. Ajuan tersebut lebih mengacu kepada para pengemudi kendaraan yang bermasalah, namun diyakini bisa juga menjadi sebuah upaya aspek lain.

Ketua Pusat Demokrasi dan Teknologi AS, Nuala O'Connor, menilai Waze melakukan pelanggaran privasi dua arah karena memperlihatkan lokasi pengguna serta memperlihatkan lokasi para pengguna yang sebenarnya bisa dilihat oleh polisi. (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER