Jakarta, CNN Indonesia -- Pada November 2014 lalu, kabar berhembus seputar lengsernya Google dari browser Safari milik Apple yang akan diberlakukan tahun 2015 ini. CEO Yahoo, Marissa Mayer baru saja menyatakan kesediaan perusahaan untuk menggantikan posisi Google tersebut.
Situs
MacRumors mengabarkan pada Rabu (28/1) kemarin, Mayer memperlihatkan antusiasnya apabila Yahoo diberi kesempatan untuk menjadi mesin pencari tetap di Safari.
"Platform Safari pada dasarnya menjadi salah satu browser utama di dunia," ujar Mayer. "Kami berada di bisnis distribusi peramban dan siapa pun yang berada di bisnis itu pasti merasa tertarik pada kerja sama Safari."
Menurut Mayer, pengguna Safari merupakan komunitas yang paling setia dan menguntungkan di dunia dan Yahoo bersedia untuk melayani mereka semua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu banyak tanggapan mengenai hal ini, termasuk dari para analis teknologi yang cukup memperhatikan kebiasaan dan kebutuhan para pengguna Safari -- apakah mereka akan dengan mudah berpindah 'haluan' dari Google ke Yahoo sebagai layanan browser mereka.
Google memperbarui kerja sama dengan Apple pada 2010 dan memang akan berakhir pada 2015 ini.
Jika benar terjadi, digesernya Google oleh Apple akan berpengaruh terhadap saham pasar mobile search. Sampai sejauh ini masih banyak konsumen yang cenderung menggunakan Google.
Namun untuk beberapa tahun belakangan ini, Apple memang telah mencoba untuk memisahkan diri dari layanan Google. Contoh nyatanya, YouTube tidak lagi tersedia secara preinstall di sistem operasi iOS.
Kesepakatan bisnis memang mudah dilakukan, yang sulit adalah mengkampanyekan perubahan itu kepada konsumen.
(eno/eno)