Jakarta, CNN Indonesia -- Di antara Mars dan Jupiter, terdapat sebuah planet kerdil bernama Ceres. Ia ditemukan pada tahun 1801, atau 129 tahun sebelum Pluto ditemukan.
Benda angkasa ini menarik perhatian badan antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), yang sejak 2007 silam mengirimkan pesawat antariksa Dawn untuk meneliti Ceres.
Sejak Januari 2015, pesawat Dawn mulai mendekati Ceres di jarak 640 ribu kilometer dari Ceres dengan kecepatan 725 kilo meter per jam. Dari situ Dawn mulai memotret gambar Ceres dan mulai membuka spekulasi kandungan yang ada di planet itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat antariksa Dawn yang dikirim sejak 2007 untuk meneliti Ceres, berhasil merekam titik terang misterius dari beberapa bagian planet itu. Gambar itu diambil dari jarak 46.000 kilo meter.
Bukan hanya satu titik cahaya, tetapi komponen kamera Dawn berhasil menangkap dua titik cahaya pada permukaan Ceres. Menurut peneliti utama misi Dawn, Chris Russell dari University of California, Los Angeles, titik terang misterius itu bisa jadi adalah sebuah gunung berapi.
Akan tetapi Russel menegaskan ia dan tim misi Dawn tidak mau terburu-buru membenarkan hal itu adalah gunung berapi, karena dalam waktu dekat ini pesawat antariksa Dawn semakin dekat dengan planet Ceres.
"Ini mungkin menunjuk ke tempat seperti gunung berapi, tapi kita harus menunggu resolusi yang lebih baik sebelum kita bisa membuat interpretasi geologi seperti itu, "kata Russell seperti dikutip dari situs web resmi NASA. Menurut DR. Marc Rayman, Kepala Teknisi dan Direktur Misi NASA Dawn, Ceres merupakan objek terbesar di sabuk asteroid yang terletak antara orbit Jupiter dan Mars.
Rayman memprediksi, planet itu diisi oleh bebatuan dan es. Tetapi ia mungkin menyimpan banyak air cair di bawah permukaan. “Mungkin berupa kolam, danau, atau bahkan lautan,” ujar Rayman.
Para peneliti juga memprediksi terdapat tempat seperti gunung, tetapi mereka tidak memprediksi tempat seperti gunung itu terdiri atas lava yang mirip dengan di Bumi.
Dengan memelajari Ceres, para peneliti berharap bisa lebih lanjut mengetahui bagaimana tata surya terbentuk.
"Kami telah membimbing penyelidikan pesawat robotika ini selama lebih dari tujuh tahun pada perjalanan antarplanet lebih dari 3 miliar mil. Sepanjang jalan kami berlayar melewati Mars. Kami menghabiskan 14 bulan yang mengorbit dan meneliti protoplanet Vesta raksasa . ... Sekarang, akhirnya, kita berada di ambang melakukan eksplorasi pertama dari planet kerdil pertama,” kata Rayman kepada CNN. Sejak ditemukan pada 1801, Ceres pada mulanya disebut planet, kemudian asteroid, dan sekarang disebut planet kerdil. Ia memiliki diameter 950 kilo meter, seringkali diibaratkan dengan luas negara bagian Texas di Amerika Serikat.
Ceres adalah satu dari lima planet kerdil yang diakui NASA dan International Astronomical Union (IAU). Empat planet kerdil lainnya adalah Eris, Pluto, Makemake, dan Haumea.
Memang, perdebatan tentang planet dan planet kerdil masih sangat membingungkan orang awam. NASA sendiri saat ini mengakui ada delapan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Sementara lima planet kerdi telah dijelaskan di atas.
Dari semua planet kerdil itu, Ceres menjadi yang pertama mendapatkan kunjungan dari upaya manusia di Bumi. Hal-hal misterius itu bisa saja terungkap dalam 16 bulan ke depan setelah pesawat Dawn memasuki orbit Ceres pada 6 Maret 2015. Sesampainya di sana, ia akan terbang serendah 232 kilo meter di atas permukaan Ceres untuk memantau dan memetakan permukaan.