Jakarta, CNN Indonesia -- Para pelajar di Hawaii akan menjadi yang pertama untuk bisa berkolaborasi dengan National Aeronautics and Space Administration (NASA) melakukan eksperimen di bulan.
Situs berita KITV mewartakan, 'Iolani School dan Kealakehe High School akan bergabung dengan NASA untuk menguji coba teknologi baru penghapus debu dalam peluncuran mendatang. NASA memilih bekerjasama dengan sekolah Hawaii agar mereka tertarik mempelajari STEM, yaitu Science Technology Engineering and Math.
"Awalnya saya tidak percaya bahwa kami akan pergi ke bulan," ujar salah satu guru dari Iolani School, Gilson Killhour.
Para murid 'Iolani School dinilai mendapatkan kesempatan emas untuk menjadi ilmuwan roket di dunia nyata. "Mereka sedang membangun sebuah replika pendarat bulan yang nanti diluncurkan ke bulan," lanjut Killhour.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat penjelajah bulan itu akan membawa perangkat di salah satu kakinya yang dinamakan
electrodynamic dust shield (perisai debu elektrodinamik) atau EDS. Jika pelatuknya ditarik, perangkat ini akan mengirim sengatan listrik untuk mengusir debu bulan.
"Debu di bulan sangat kasar, mampu menggores dan masuk ke seragam astronaut atau lensa kamera. Jenis percobaan ini untuk mengetes teknologi serta mengusir debu dari seragam dan lensa kamera agar tidak menghalangi pandangan," jelas Charles McCrary, salah satu murid 'Iolani School.
Para murid di sana telah menghabiskan berbulan-bulan merancang dan mendesain ulang kerangka kerja yang sempurna di dalam laboratorium demi penciptaan EDS yang menempel pada pesawat antariksa itu agar tidak rusak saat mendarat di bulan.
Saat waktu pendaratan tiba, para murid akan mampu menguji teknologi pengusir debu itu. Namun, sebelum betul-betul diterbangkan ke luar angkasa, mereka akan mengujicobakan purwarupa di gunung api Mauna Kea.
"Kami akan menggunakan debu vulkanik di Mauna Kea yang hampir sama dengan debu bulan," kata murid 'Iolani, Veronica Shei. Misi ini rencananya akan diluncurkan di akhir 2016.
(tyo/eno)