Peneliti Bikin Mesin Pesawat dari Printer 3D

Aditya Panji | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Feb 2015 11:00 WIB
Mesin pesawat yang dicetak dengan printer 3D dapat menekan biaya manufaktur untuk pembuatan mesin purwarupa dalam proses penelitian serta pengembangan.
Ilustrasi pesawat komersial. (Dok. MorgueFile/Richard_b)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti dari Australia meluncurkan mesin jet pertama yang dicetak dari mesin pencetak tiga dimensi (printer 3D) yang diklaim dapat menekan biaya manufaktur untuk pembuatan mesin purwarupa dan memiliki bobot lebih ringan, Kamis (26/2).

Para insinyur di Monash University telah membuat purwarupa dari mesin Boeing, Airbus, Raytheon, dan Safran. Mereka berharap inovasi ini dapat menyelamatkan industri manufaktur Australia.

Simon Marriott, CEO dari Amaero Engineering, menargetkan bahwa teknologi ini bisa dijual secara komersial dalam dua atau tiga tahun ke depan. Pihaknya akan melakukan uji coba terbang dalam 12 bulan ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Beluga, Burung Besi yang Mirip Paus

"Ini akan memungkinkan perusahaan penerbangan untuk mempercepat siklus pengembangan mereka karena kami membuat mesin purwarupa tiga atau empat kali lebih cepat dari biasanya," kata Marriott.

Monash University mendirikan perusahaan swasta Amaero Engineering untuk mengkomersialkan produk ini.

Para insinyur sukses membangun printer 3D yang dapat mencetak logam. Mereka juga memimpin dalam hal kekayaan intelektual mengenai cara mencetak 3D untuk industri manufaktur.

"Kami memiliki personel yang punya pengalaman 10 tahun pada peralatan ini dan yang memberi kita keuntungan yang sangat besar," kata Marriott seperti dikutip dari Reuters.

Metode cetak 3D memungkinkan sebuah produk terbentuk dengan mencetaknya lapis demi lapis. Industri otomotif dan dirgantara berupaya mengembangkan teknologi macam ini untuk memproduksi purwarupa mesin dan menciptakan komponen lain.

Marriott berharap pihaknya bisa membuat printer 3D yang dapat mencetak mesin lebih besar, dengan biaya sekitar US$ 2.750.000, sekaligus meningkatkan produksi komponen mesin pesawat.

Sebuah komponen pesawat yang sebelumnya diproduksi dalam waktu tiga bulan, bisa dipercepat jika dibuat dengan printer 3D menjadi hanya enam hari.

Menurut Ian Smith, wakil rektor untuk penelitian di Monash University, cara yang ditawarkan Amaero Engineering dapat memberi solusi bikin purwarupa mesin dalam waktu lebih cepat. Keuntungan lain, produsen dapat memesan purwarupa komponen-komponen dari mesin tersebut.

(adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER