Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah produsen elektronik mengaku terpaksa menaikan harga jual karena nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS. Tapi Asus tidak demikian.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menunjukkan tren yang melemah. Berada di kisaran Rp 12.400 per USD pada awal tahun 2015, kini kurs sudah mencapai kisaran Rp 13.000 per dolar AS.
Menurut sejumlah analis, tren pelemahan ini akan terus berlangsung setidaknya pada semester pertama tahun ini. Tren melemahnya nilai mata uang rupiah ini tentu berimbas pada berbagai sektor industri dan mempengaruhi pasar, termasuk perusahaan gadget dan elektronik.
Di kawasan ITC Ambasador, Kuningan, Jakarta misalnya. Pengujung kini tidak seramai biasanya. Banyak pengunjung yang urung membeli karena pedagang mulai menaikan harga barang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kurs rupiah melemah, jadi ya naik harganya. Tapi ada juga yang nggak naik, kayak notebook seri lama itu tetap saja harganya," ujar Arifin kepada CNN Indonesia, Senin (9/3) malam.
Namun hal itu ternyata tidak berpengaruh bagi Asus. Bagi produsen asal Taiwan itu, menaikkan harga saat ini bukanlah saat yang tepat.
"Meski kurs Rupiah melemah, namun harga produk-produk ASUS mulai dari notebook, tablet, smartphone, sampai PC desktop dan All in One tidak mengalami kenaikan," Juliana Cen, Country Product Group Leader, ASUS Indonesia.
"Tidak seperti sejumlah pemain lain di industri IT yang terpaksa harus menaikkan harga produknya, ASUS Indonesia belum mengambil langkah tersebut," tambah Juliana, dalam keterangan resminya, Selasa (10/3).
Juliana mengklaim dampak kenaikan dolar bisa diatasi dengan sistem distribusi dan strategi marketing Asus yang dirasanya cukup efisien. Sehingga masih bisa mempertahankan harga produk-produk mereka dipasaran.
(eno)