Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Tiongkok akan membuka program eksplorasi bulan yang mengajak perusahaan swasta agar tidak hanya mengandalkan sektor pemerintah, dengan harapan meningkatkan terobosan teknologi antariksa.
Misi Tiongkok berikutnya untuk menuju bulan, yang dilaksanakan dalam program Chang'e 4 dalam dua tahun ke depan, akan menjadi
platform "untuk penelitian dan pengembangan teknologi, menguji produk dan aplikasi" bagi perusahaan swasta.
"Langkah ini akan membantu mematahkan monopoli di bidang luar angkasa, mempercepat inovasi teknologi, mengurangi investasi pemerintah dan meningkatkan efisiensi," demikian pernyataan Lembaga Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri untuk Pertahanan Nasional, yang mengawasi program antariksa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Pesawat Antariksa Tiongkok Ungkap Lapis Permukaan BulanMedia
China Daily mengutip seorang sumber yang tak disebut namanya, bahwa Tiongkok harus belajar dari Amerika Serikat yang memanfaatkan sektor swasta untuk penelitian antariksa.
"Amerika Serikat sejak lama membuka program luar angkasa ke sektor swasta, dan NASA membuat perusahaan swasta lebih dekat dengan misi berawak. Sebaliknya, BUMN kita masih memegang sendiri industri tersebut, "kata sumber itu.
"Perusahaan-perusahaan swasta akan berinvestasi untuk berinovasi. Partisipasi mereka akan mengurangi pengeluaran keuangan pemerintah. Dan lebih banyak masyarakat akan terlibat dalam program eksplorasi luar angkasa kita."
Tiongkok termasuk salah satu negara yang gencar melakukan penelitian dan pengembangan luar angkasa untuk tujuan militer, komersial, dan ilmiah. Tetapi secara keseluruhan, teknologi mereka masih tertinggal dibandingkan Amerika Serikat dan Rusia.
Tiongkok berhasil melakukan pendaratan di bulan melalui robot antariksa Yutu dalam misi Chang'e 3 pada Desember 2013 lalu. Ini merupakan pendaratan pertama di bulan bagi Tiongkok sejak 1976.
Robot itu mengirim data yang memberi gambaran bahwa bulan memiliki sembilan lapisan batu yang berbeda di permukaannya. Hal ini mengindikasikan area itu secara geologis telah aktif selama 3,3 miliar tahun.
Yutu mengungkapkan, tak hanya batuan basal namun juga ada batuan awan panas yang terbentuk melalui letusan eksplosif di dataran vulkanik di bulan. Pengecekan yang dilakukan Yutu juga menunjukan bahwa ada lebih banyak aktivitas vulkanik dalam sejarah vulkanisme bulan.
Sayangnya, Yutu mengalami masalah mekanik dan telah mengakhiri misinya.
(adt/eno)