Jakarta, CNN Indonesia -- Pemrograman komputer atau coding ternyata disadari pentingnya di masa depan oleh siswa di Indonesia. Kendati kesempatan itu belum mereka dapatkan di sekolah.
Dari sebuah survei yang dilakukan oleh Microsoft mengungkapkan bahwa mayoritas siswa di Indonesia menyadari manfaat coding dalam pendidikan dan besarnya potensi yang ditawarkan coding bagi masa depan mereka.
Mereka pun menginginkan agar sekolah mau memasukkan pelajaran coding ke dalam kurikulum sekolahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei yang dilakukan pada bulan Februari 2015 sebagai bagian dari kampanye Microsoft YouthSpark #WeSpeakCode ini melibatkan 1.850 siswa dengan usia di bawah 24 tahun yang berasal dari 8 negara di Asia Pasifik1, termasuk Indonesia.
Adapun siswa yang menjadi responden berasal dari latar belakang akademis yang berbeda, meliputi seni & kemanusian, STEM (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Teknik, dan Matematika), bisnis, serta bidang-bidang umum lainnya.
Berdasarkan hasil survei tersebut, sebanyak 91 persen siswa di Indonesia ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai coding, sementara 72% siswa berharap coding dapat dijadikan sebagai mata pelajaran utama di sekolah.
Studi ini juga menyebut sebanyak 74 persen siswa mengatakan bahwa coding penting untuk masa depan mereka, dan 88 persen setuju bahwa coding merupakan hal yang relevan bagi semua karir di masa depan, apapun bidang spesialisasi yang mereka tekuni.
"Hasil survei Microsoft menunjukkan dengan jelas bahwa mayoritas siswa di Indonesia tidak lagi mempertanyakan manfaat coding. Anak-anak muda ini telah menyadari pentingnya coding dalam membantu mereka memperoleh keterampilan mendasar di abad ke-21, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menjadi sukses di masa depan," ujar Esther Sianipar, Community Affairs Manager, Microsoft Indonesia, melalui keterangan resminya.
Namun demikian, hanya 51 persen siswa yang mengatakan mereka memiliki kesempatan untuk belajar coding di sekolah, baik sebagai subjek inti maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu, hanya 39 persen siswa yang mengatakan bahwa orang tua mereka berpikir coding penting untuk masa depan.
"Karena dunia kita terus berevolusi menjadi
mobile-first dan
cloud-first, penting bagi para pendidik untuk berhenti mempertanyakan apakah coding perlu dijadikan mata pelajaran utama," tambahnya.
Untuk membantu pendidik dalam mendukung minat siswa terhadap coding, kampanye Microsoft YouthSpark #WeSpeakCode kembali di tahun keduanya di Asia Pasifik. Kampanye tahun ini menjanjikan pergerakan yang lebih menarik dari sebelumnya, dengan acara lokal di lebih dari 13 negara di seluruh Asia Pasifik.
Esther Sianipar menambahkan, "Di Microsoft, kami percaya code merupakan bahasa yang dapat dipelajari oleh siapapun, dan berpikir secara terkomputasi merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan di semua sekolah."
(tyo/tyo)