Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya, sebanyak 556 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat akan melaksanakan Ujian Nasional secara online atau Ujian Nasional Computer Based Test (UNCBT). Beberapa siswa yang telah menjalankan simulasi UNCBT merasa cara ini lebih praktis dan menghemat waktu.
"Lebih hemat waktu karena tidak perlu mengarsir kertas jawaban seperti UN sebelumnya," ujar Miya Septiani (17) kepada CNN Indonesia saat ditemui di sekolahnya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 43, Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (10/4).
Miya merupakan siswi kelas III SMK yang akan mengikuti UNCBT pada Senin, 13 April 2015. Sebelumnya, para siswa yang akan mengikuti UNCBT telah mengikuti simulasi sebanyak dua kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cukup mudah melakukan tes dengan komputer. Tidak perlu lama mengisi kolom biodata," kata Miya. Karena lebih hemat waktu, Miya mengaku lebih bisa fokus dalam mengerjakan soal.
Hal senada juga diungkapkan oleh Moch. Zuhair Ridho Ramadhan (18) -- akrab disapa Zuhair -- yang juga siswa kelas III SMK 43. Namun, ia merasa peraturan UNCBT terkait waktu lebih ketat.
"Dulu saat mengerjakan UN dengan kertas 'kan masih suka diberi waktu kalau belum selesai mengarsir jawaban. Kalau sekarang, begitu waktu dua jam habis, ya sudah, harus selesai saat itu juga," kata Zuhair.
Baik Miya maupun Zuhair sepakat bahwa UNCBT meminimalisasi kesempatan mencontek dan berbagi jawaban dengan teman. Pasalnya, soal di tiap-tiap komputer berbeda. "Sekarang juga tidak ada yang menawarkan kunci jawaban sama sekali," kata Zuhair.
Ia pun mengaku lebih santai dalam mempersiapkan diri untuk UNCBT. "Tidak perlu belajar sampai terlalu larut malam. Tidak perlu tegang juga. Yang penting, berdoa, belajar, dan minta restu orangtua agar UN nanti bisa lancar," katanya.
Khawatir gangguan sistem komputerMeski begitu, Miya mengaku khawatir bila nantinya sistem UNCBT tersebut
eror. "Saya takut kalau nanti nilainya tidak sesuai karena salah input data atau sistemnya eror," kata Miya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SMK 43 Elvis Purba menilai kekhawatiran siswanya adalah hal yang wajar. Pasalnya, UNCBT adalah hal baru di Indonesia yang tentunya akan menuai kekhawatiran dari beberapa pihak.
Namun, ia menjamin tidak akan terjadi eror pada sistem. "Begitu UNCBT selesai, jawabannya akan dikirim ke server pusat. Mungkin siswa takut sistem eror karena menilai server itu akan 'berat' karena diakses oleh seluruh sekolah yang melaksanakan UNCBT," katanya.
Namun, Elvis mengatakan pihaknya telah menyediakan dua server sehingga tidak akan terjadi hal demikian. "Karenanya, proses pengiriman data dari sekolah ke pusat tidak akan memakan waktu lama," katanya.
Ia pun mengimbau agar para siswa yang melaksanakan UNCBT tidak perlu takut. "Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Justru kalau takut, apa yang ada di otak akan hilang. Jadi, tetaplah tenang. Tidak perlu berpikir tidak akan lulus," katanya.
(adt)