Jakarta, CNN Indonesia -- Di adegan film, tokoh yang posisinya dilacak oleh orang lain biasanya akan membanting ponselnya hingga rusak, membuangnya ke sungai atau mematahkan kartu SIM agar posisinya tak diketahui. Ternyata tak semua yang tampil di layar lebar itu benar adanya.
Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat soal lacak-melacak dengan bantuan ponsel yang digunakan. Karena pada kenyataanya ada fakta yang mematahkan.
Pengguna ponsel yang selalu terhubung dengan internet dan seluler harus mengetahui bagaimana pihak berwenang atau penjahat siber bisa melakukan pelacakan dari jauh. Ini juga menjadi informasi bagaimana pengguna ponsel melindungi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghindari Pelacakan dengan Airplane ModeBila pengguna ponsel menduga sedang dalam posisi dilacak dan ingin menghindarinya dengan cara mengaktifkan
Airplane Mode. Ternyata itu adalah kesalahan. Karena ponsel masih bisa dilacak.
"Setiap telepon itu memiliki dua sistem operasi. Satu yang terhubung ke jaringan seluler dan satu antarmuka ke konsumen. Airplane berfungsi untuk mematikan fitur di sistem operasi, seperti Android dan iOS. Namun tidak antara OS yang digunakan antara telepon dengan jaringan operator," jelas CEO SnoopWall Gary S.Miliefsky, yang dikutip dari Digitaltrends.
Karena menurut sebuah ponsel dapat memberikan sebuah tanda atau 'ping' dan pengguna tiak akan pernah tahu itu. Bahkan, tanpa mengurimkan koordinat GPS yang merupakan 'komunikasi' antara perangka dengan menara seluler, posisi ponsel Anda dapat diketahui.
Caranya, dengan membandingkan kekuataan sinyal dari ponsel dengan beberapa menara seluler terdekat, seseorang yang melacak dapat memperkirakan lokasi dengan metode triangulasi.
Namun yang perlu digarisbawahi, hal tersebut bisa dilakukan operator untuk mengirimkan datanya asalkan mendapatkan izin dari lembaga penegak hukum.
Lalu apakah dengan mengeluarkan kartu SIM akan menghilangkan posisi?
"Melepaskan kartu SIM dapat bekerja untuk menghentikan sebagian besar penjahat siber, tapi setiap ponsel memiliki fitur
built-in set identifier yang dapat dideteksi melalui alat-alat seperti perangkat Stingray yang sekarang digunakan oleh polisi dan militer dan mungkin saja badan intelejen NSA," Gary menjelaskan.
Stingray sendiri diketahui merupakan
cell-site simolator atau penangkap IMSI. Perangkat ini meniru menara ponsel dan mengirimkan sinyal yang dapat mengelabui ponsel dan membalas dengan lokasi dan data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penggunanya.
Bagaimana dengan WiFi?Pada jarak pendek, pengguna ponsel dapat dilacak oleh WiFi. Setiap kali pengguna menghidupkan WiFi, telepon Anda mengirimkan sinyal yang mencakup MAC addresed, yang merupakan semacam 'sidik jari' untuk perangkat digital.
Teknologi semacam ini sudah digunakan oleh toko untuk melacak gerakan Anda. Ini tidak ideal untuk orang yang melacak, karena jangkauan terbatas, tetapi jika seseorang telah memperoleh alamat MAC, maka dapat digunakan untuk menyimpulkan sesuatu seperti ketika memasuki atau meninggalkan gedung tertentu.
"Jika Anda menggunakan HTTPS, TLS, atau SSL lebih sulit untuk 'menguping' menggunakan WiFi publik, tetapi ada beberapa eksploitasi seperti serangan SSL Heartbleed," jelas Miliefsky.
TLS dan SSL standar yang seharusnya untuk memastikan bahwa komunikasi Anda akan dienkripsi. Itu sebabnya kerentanan Heartbleed adalah masalah besar. Itu adalah bug OpenSSL yang berpotensi memungkinkan penjahat siber untuk mengumpulkan informasi sensitif, seperti kunci enkripsi, sehingga mereka bisa mengatur-man-in-the-middle serangan tidak terdeteksi.
(tyo/tyo)