Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil riset yang dipublikasikan Federal Bureau of Investigation (FBI) menunjukan bahwa, wanita yang sedang mencari cinta lebih rentan diserang peretas.
Temuan itu terungkap dalam riset riset yang mengangkat tema soal tren penipuan internet di 2014. Ini adalah riset yang diselenggarakan antara FBI dengan lembaga Internet Crime Complaint Center (IC3).
Menurut riset tersebut, sepanjang 2014 total kerugian akibat kejahatan internet diperkirakan mencapai US$ 800 juta. Kebanyakan serangan berasal dari media sosial, surel dan pesan instan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa skenario yang paling sering dilakukan penjahat online adalah menebar pesona melalui situs pencari jodoh dan media sosial.
"Para penjahat mencari situs kencan, ruang chatting, dan media sosial untuk mendapatkan informasi pribadi. Lantas menggunakannya untuk menarik calon korban," tulis laporan tersebut
Data yang didapat kemudian dijadikan modal oleh pelaku untuk merayu korbannya yang sebagian besar adalah wanita. Mereka biasanya dirayu dengan kata-kata gombal, agar tergiur untuk membuka situs tertentu yang sudah diselipkan malaware.
"Korban biasanya merasa sedang berpacaran dengan kekasih yang belum pernah ia temui secara langsung," lanjut pernyataan laporan tersebut.
Hasil akhir dari riset terebut menyimpulkan bawah, rata-rata kerugian akibat penipua online di Amerika Serikat mencapai US$ 42 ribu dalam setahun. 70 persen korban itu adalah wanita yang memang sedang mencari cinta.
(eno)