Jakarta, CNN Indonesia -- Para ilmuwan telah meneemukan sekelompok simpanse pecinta minuman keras yang dijadikan salah satu alasan mengapa manusia gemar menikmati minuman beralkohol.
Para ahli mengatakan mereka telah menemukan bukti empiris pertama bahwa simpanse di alam bebas mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu panjang.
Mereka mengamati simpanse liar di Bossou, Guinea, Afrika Barat, selama lebih dari 17 tahun dan menyaksikan primata meminum fermentasi nira menggunakan potongan daun untuk memasukkan air ke mulutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simpanse itu meminum alkohol dalam jangka waktu yang sering dan dalam jumlah besar. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society, fermentasi nira itu mengandung 6,9 persen alkohol.
Penulis laporan ini berkata para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini mendukung gagasan bahwa nenek moyang manusia "tidak menolak untuk menelan makanan atau minuman yang mengandung etanol."
Mereka mengusulkan penelitian lebih lanjut soal hipotesis monyet gemar mabuk, yang mengusulkan bahwa daya tarik manusia terhadap alkohol dapat berasal dari ketergantungan nenek moyang primata pada makanan yang difermentasi.
Salah satu penulis studi ini, Dr Kimberley Hockings dari Oxford Brooks University menulis, "Beberapa simpanse di Bossou yang mengonsumsi makanan mengandung etanol dalam jumlah signifikan itu menampilkan tanda-tanda perilaku mabuk."
"Para peneliti jarang mengumpulkan data perilaku rinci ketika simpanse sebelum dan setelah terpapar etanol, tetapi beberapa yang meminum langsung beristieahat setelah menghisap getah yang terfermentasi."
Jumlah alkohol yang tertelan sekitar 2,5 sampai 84 ml dan tidak ada perbedaan antara perilaku simpanse jantan dan betina setelah meminumnya.
(adt/eno)