Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo telah menjadikan situs web LaporPresiden.org sebagai saluran komunikasi barunya dengan warga setelah Facebook dan Twitter. Setiap bulan Jokowi akan menerima laporan dari para pengelola, yang berbentuk gambar.
Pengelola LaporPresiden.org, Ainun Najib menjelaskan, pihaknya berupaya mencari cara lain dalam melaporkan aspirasi warga yang dirangkum selama sebulan. Ia mengaku ingin membuat presiden sangat memerhatikan aduan dari warga ini.
Setelah berdiskusi, para pengelola LaporPresiden.org memutuskan untuk mengeluarkan hasil akhir laporan dalam bentuk gambar. Sebuah laporan akhir akan berisi lima gambar yang paling banyak dilaporkan yang berarti dinilai penting oleh warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harus membuat data yang cepat dicerna oleh presiden karena pekerjaan beliau sangat banyak, belum lagi urusan internasional. Karena itu kami inisiatif membuat laporan dalam bentuk visual. Kami harus memprioritaskan laporan dari aspirasi 250 juta penduduk ke presiden," ujar Ainun saat dihubungi
CNN Indonesia.Up vote dan down vote
Setiap laporan dari warga akan terlihat di situs LaporPresiden.org dan dapat ditanggapi oleh warga yang lain. Interaksi yang diberi bisa berupa
up vote, down vote, tanggapan, dan komentar.
Ainun menjelaskan, mekanisme interaksi
up vote punya arti pengguna setuju dengan sebuah laporan dan menginginkan laporan tersebut diterima presiden. Sementara untuk
down vote, bisa jadi tidak sepakat dengan laporan itu, membantah laporan, atau tidak menginginkan laporan tersebut diterima presiden.
Metode
up vote dan
down vote ini diterapkan untuk menghindari pembuatan laporan yang sebenarnya telah dibuat. Dengan keberadaan
up vote maka pengguna cukup memberi dukungan pada laporan itu. Jika ingin berpendapat bisa disampaikan lewat tanggapan atau komentar.
Perbedaan interaksi tanggapan dan komentar di layanan ini adalah, tanggapan bisa mendapatkan
vote lagi dari pengguna, sementara interaksi komentar tidak bisa mendapatkan
vote.Ainun merupakan pria kelahiran Gresik, 20 Oktober 1985. Ia kini bekerja di Singapura dan dikenal sebagai pembuat situs web KawalPemilu.org yang turut memantau hasil penghitungan suara pada Pemilihan Presiden 2014.
Inspirasi Ainun membuat LaporPresiden.org berawal dari keprihatinan atas akses informasi yang menyulitkan warga menyampaikan laporan ke presiden. Ia berpikir untuk membuat sebuah layanan yang memfasilitasi hal itu.
Terintegrasi dengan Lapor.go.idNamun, kehadiran LaporPresiden.org membuat sejumlah pihak bingung karena sebelumnya sudah ada situs web serupa dengan alamat Lapor.go.id.
Menanggapi hal itu, Deputi II Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas Kantor Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho menjelaskan, perbedaan mendasar antara keduanya adalah LaporPresiden.org dibuat oleh publik, sementara Lapor.go.id dibuat oleh pemerintah.
"Lapor.go.id merupakan sistem pengaduan nasional yang menghubungkan seluruh kanal yang ada untuk wujudkan tata kelola pengaduan publik terintegrasi," tutur Yanuar di akun Twitter-nya.
Dan saat ini, mesin Lapor.go.id digunakan juga untuk meneruskan dan menindaklanjuti LaporPresiden.org dengan memanfaatkan Application Program Interface (API).
Lapor merupakan singkatan dari Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat. Sebelumnya ia dimanfaatkan untuk wadah pengaduan warga yang ditujukan kepada pemerintah daerah atau kementerian. Walaupun sistem kedua layanan sudah terintegrasi, Ainun berharap LaporPresiden.org dapat fokus melayani laporan kepada presiden.
Ainun memandang LaporPresiden.org dan Lapor.go.id akan saling melengkapi. Tetapi ia punya harapan situs yang dibuatnya dapat menjadi layanan yang efektif untuk menyampaikan saran dan kritik terhadap presiden dan warga tidak pernah putus semangat memberi laporan demi kemajuan negara.
(adt/eno)